Senin, 21 Juni 2021

Menulis Semudah Ceplok Telur Bersama Bunda Lilis

Memeluk Rindu Seabad

Oleh: Maesaroh


Aku akan memeluk rindu seabad

Setelah api pertemuan hampir padam

Jemariku hanya menari 

See you good bye.

Binar di mataku menguap hingga pucuk kesedihan

Terjerambab pada rindu seabad

Lewat angin dan hujan

Ku titipkan rindu yang lupa berteduh.

Rindu tercipta atas sebuah perpisahan

Senja pun pulang membawa temaram

Setampuk lamunan menarik harapan

I wanna meet you.

Perpisahan ini hanya ilusi

Biarkan kenangan menjadi guru

Menjadi kapal-kapal rindu

Yang berlayar menuju impian.


Lebak, 21 Juni 2021

Demikianlah puisi rindu tak ingin berpisah yang diuraikan oleh ibu ketua kelas gelombang 18 yang sekaligus sebagai moderator malam hari ini. Yah malam ini adalah malam terakhir bagi kami peserta pelatihan menulis gelombang 18.

"Ada suka dan duka kita lalui bersama. Tentu akan terkenang sepanjang masa. Inilah pelatihan unik di masa pandemi. Kita tak bertemu secara langsung. Namun kita merasa bertemu langsung dengan narasumbernya" demikian penuturun guru blogger kita Om Jay saat membersamai kami malam ini.

Sungguh malam yang mengharu biru seolah tak ingin mengakhiri kegiatan rutinitas yang telah menjalin ikatan batin ini. Walau tak pernah bertatap muka tapi kami saling menyapa berbagi cerita dan pengalaman.

Diwadah pelatihan menulis ini kami berburu ilmu dari para guru besar yang sangat pemurah arif dan bijaksana. Penuh kasih memberikan ilmu yang sangat bermanfaat, menebar kebaikan dalam untaian kata. Penuh sayang dalam menjawab setiap pertanyaan para peserta tanpa sungkan dan dijelaskan dengan gamblang.

Tak lupa malam hari inipun materi akan disampaikan oleh narasumber kita yang tampak cantik dan anggun. beliau adalah ibu Dra. Lilis Ika Herpianti sutikno,S.H dengan tema yang unik yaitu "Menulis Semudah Ceplok telur".


Namun sebelum acara kuliah dimulai, ibu moderator menyampaikan ada sedikit yang beda untuk malam ini. Pada malam ini  ada acara seremonial dengan susunan acara sebagai berikut :

Susunan acara

1. Pembukaan

2. Pembacaan puisi

3. Tayangan Video

4. Ungkapan kesan pesan

5. Ucapan terimakasih

6. Pembacaan do'a

Pertemuan malam ini langsung dibuka oleh  ibu ketua kelas gelombang 18 yaitu Ibu Maysaroh dengan puisi yang berjudul "Memeluk Rindu Seabad". Kemudian dilanjutkan tayangan vidio yang disampaikan oleh pak Syamsul dengan tulisan ucapan terimaksih sebagai berikut :






Dengan diiringi lagu telah tiba saatnya berpisah, benar-benar membuat suasana malam ini begitu sendu dan berat hati. Walaupun kami mengikuti acara di rumah masing-masing tetapi rasa sedih menggelayut dihati, kapan kiranya kita bisa berkumpul dan saling canda lagi.
  
Di sesi kesan dan pesan, ibu Susi Mulyasih perwakilan dari peserta menyampaikan kesan dan pesannya sebagai berikut :

"Ijinkan saya mewakili teman-teman semua tuk menyampaikan pesan dan kesan kami selama pelatihan belajar menulis gelombang 18 ini"

"Pelatihan belajar menulis yang sungguh luarbiasa ini telah mengajarkan banyak hal. Dari yang tadinya tidak tahu apa itu blog apalagi menggunakannya, kini melalui wadah pelatihan ini kami bukan hanya sekedar tahu tapi kini blog menjadi sahabat keseharian kami"

"Kami yang tadinya ragu untuk menulis, tidak PD, takut ditertawakan, melalui wadah pelatihan ini, jiwa menulis kami terus dipupuk hingga tumbuh benih-benih keyakinan dan memiliki insting kuat tuk menulis bahkan kini satu demi satu, buku karya kami mulai terbit"

"Setelah mengikuti pelatihan belajar menulis ini barulah kami menyadari betapa nikmatnya menulis, menyalurkan apa yang ada di isi kepala, apa yang ada di hati, apa yang dilihat oleh mata. Setiap hari muncul gejolak dalam hati tuk menggerakkan tangan walau hanya tuk menggoreskan sebuah kalimat"

"Bersama pelatihan ini juga hati kami di ikat menjadi satu keluarga. Rasanya baru kemarin kebersamaan ini kita buat, ternyata kini sudah di ujung perpisahan. Semoga kebersamaan ini bukanlah yang terakhir karena hari esok masih panjang tuk mengukir cerita bersama. Bahkan jika dibuat cerita tak akan pernah berakhir cerita kita"

" Peserta pelatihan angkatan 18, tak akan ada kata yang sanggup tuk melukiskan kebersamaan kita. Love so much 😘😘❤️❤️"

Acara selanjutnya yaitu ucapan terimakasih yang disampaikan oleh Ibu Tuti  sebagai berikut :

Bismillaahirrahmaanirrahiim.. 

Assalamualaikum Wr. Wb. 

Salam sejahtera untuk kita semua. Alhamdulillah malam ini kita msh dapat bertemu secara maya via WA grup yang sangat kita cintai ini. 

Pada pertemuan terakhir ini (😥), izinkan saya mewakili rekan2 peserta pelatihan menulis gelombang 18 menyampaikan banyak terima kasih kepada penulis2 hebat yang telah mewakafkan ilmunya dengan ikhlas dan hanya mengharap imbalan pahala dari Allah SWT. Kepada tim dan narasumber hebat komunitas ini, Omjay, Bu Kanjeng, Pa Brian,  Bu Aam, Bu Ditta, Pa Haji Thamrin Dahlan, Bu Rita, Bu Noralia, Prof Eko Indrajid, Pak Cipto, Cak Inin, Pak Emcho, Pak Dedi Dwitagama,  Pak Akbar Zainudin, Cang Ato, Bu Mayor Nani, Pak Suparno, Pak Ajinatha, Pak Susanto, Pak Sudomo, Pak Joko, Pak Edi, dan  narasumber lainnya yang maaf belum saya sebutkan (berarti saya tidak menyimak materinya, hehe.. ) kami sangat berterima kasih atas ilmu, waktu, tenaga,  dan kesempatan kepada kami hingga kami bisa mengenal liku-liku menulis dari awal menemukan ide, teknik menulis, mengenal blog, sampai ke jenjang penerbitan. Semuanya sudah kami ketahui dari pelatihan ini. Semangat, motivasi, dan inspirasi selalu ada dan kami dapatkan dari kegiatan ini. Semoga ilmu yang Bapak/ Ibu narasumber berikan akan memberi manfaat khususnya untuk kami para peserta, umumnya untuk semua guru di seluruh pelosok negeri ini, aamiin...

Sekali lagi, saya haturkan terima kasih, mohon maaf apabila dalam pelaksanaannya ada salah dan khilaf dari kami. Insyaa Alloh kami akan jaga selalu silaturahmi, sehingga kemenangan bukan milik pribadi, akan tetapi milik kita bersama, sebagai penulis yang dirindukan oleh pembacanya... 

Demikian ucapan terima kasih dari kami. Akhirul kalam, saya ucapkan jazakumullohu khoiron katsiro, wassalamualaikum wr. wb.. 

Beberapa quote yang masih saya hafal di antaranya:

"Menulislah tiap hari dan buktikan apa yang terjadi."

"Biarkan tulisanmu menemukan takdirnya sendiri"

"Menulis itu seperti pipis dan pup, kerjakan, nikmati, lupakan."

Demikianlah ucapan terimakasih yang disampaikan ibu Tuti mewakili peserta menulis gelombang 18.

Selanjutnya moderator mempersilahkan narasumber untuk langsung memulai materinya mengingat waktu semakin malam.

Ucapan salam hangat disampaikan oleh narasumber kita Ibu Lilis serta tak lupa ucapan terimakasih kepada Om Jay "Guru hebat saya dalam menulis buku". Menurut pengalaman Bu Lilis, dari kelas ini nama beliau menjadi besar dan dikenal banyak guru-guru se Indonesia. Kelas ini telah memberikan inspirasi tongkat estafet kepada penulis muda berbakat dalam kelas mini di Nusa Tenggara Timur. Dengan nama KELAS WAG MBI (kelas belajar menulis pasti menjadi buku ber-ISBN)

Para peserta dapat mengikuti kisah beliau melalui link https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=4208663415867356&id=100001712161927

Wah narasumber kita Bu Lilis berjanji akan membagikan buku beliau bagi peserta yang mengirimkan resumenya ke facebook beliau. Kemudian link facebook atau blog yang dikirim ke beliau dikirim kembali ke alamat email beliau ibugurucantik@gmail.com

Bu Lilis menceritakan bahwa dari tautan link di atas beliau mendapat telpon VC dari Ketua Badan Khusus Perempuan PGRI NTT Bunda Emy Retno Rahayu, S.Sos., M.Si., M.Pd. Dari sini kemudian Ibu Lilis diminta menghadap ke kantor dengan membawa buku. Dan ternyata melalui tautan FB beliau bu Emy membantu menjualkan buku buku bu Lilis.

Sebelum dilanjutkan para peserta dipersilahkan menyaksikan video motivasi dari link https://web.facebook.com/lilis.sutikno/posts/4131238556943176


Dari cuplikan video tersebut terdapat kalimat "Apa yang kamu lakukan semua akan berdampak", 
Bagaimana yang kita  lakukan dalam menulis?, mulailah menulis dengan hati, mulai menulis dengan apa yang kita rasakan.

Menulislah apa saja,bebas, temanya terserah kita, yang penting menulis. manulis bagaikan ceplok telur" TUK BYAARRR". Begitu diketuk kulit telurnya, maka  keluarlah isi telurnya kedalam wajan dan langsung dihidangkan dimeja makan. Begitulah narasumber mengisaratkan mudahnya menulis semudah ceplok telur.

Intinya adalah ada kemauan. Ada kemauan pasti ada jalan. Jangan pernah berpikir ini dan itu, karena inilah yang akan membuat kita tidak bisa jalan. Sebenarnya yang membuat kita ragu-ragu adalah diri kita sendiri. Dan musuh terbesar kita adalah ketakutan kita pada diri sendiri. Apabila kita buang rasa takut itu, pasti kita akan mampu dan bisa berbuat banyak dengan ide yang ada di kepala kita. Yakin kita pasti bisa. 

Selanjutnya Bu Lilis mengajak para peserta untuk berselancar di blog beliau pada linkhttp://www.guruinspirasintt.com/2020/04/menulis-buku-semudah-membuat-ceplok.html



"Tanpa membaca jangan pernah bermimpi, kita dapat menjadi penulis, itu hal yang mustahil akan terwujud". 

Menurut Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Pengetahuan merupakan jalan untuk menemukan Tuhan, karena itu harus ada restorasi dalam dunia pendidikan agar menghasilkan manusia-manusia NTT yang berkualitas.  Disampaikan saat Beliau memberikan acara sambutan Hari Ulang Tahun ke -9 SMPN 6 Nekamese dan peluncuran Buku Karya Murid dsn Para Guru di Halaman SMPN 6 Nekamese Desa Oelomin Kecamatan Nekamese kabupaten Kupang 

“Pengetahuan adalah hal paling penting. Bahkan itulah inti dari hidup. Orang tanpa pengetahuan, sesungguhnya dia tidak pernah hidup. Karena Allah adalah sumber pengetahuan, awal dan akhir pengetahuan. Jadi yang namanya pendidikan adalah satu-satunya jalan supaya menemukan Allah,"tandasnya. Menurut Viktor, orang yang punya iman teguh pasti mencintai pengetahuan dan rajin membaca. Dengan pengetahuan sebut Viktor, manusia mampu membangun imajinasi yang membuatnya jadi orang hebat dan berkualitas. Viktor mengatakan, ada empat hal yang menentukan kesuksesan hidup yakni spritualitas atau keyakinan teguh, pengetahuan, punya jaringan atau networking serta kesehatan yang prima". Akhirnya kisah ini telah dibukukan  dengan cover" Secercah  Harapan Dalam Keterbatasan" bulan Oktober 2020 cetakan pertama.


Modal untuk menjadi penulis hebat adalah membaca dan berlatih menullis setiap hari. Menulislah setiap hari, maka kita akan merasakan manfaatnya kelak di kemudian hari. Seperti Quate by Pramoedya Ananta Toer 

"Orang boleh pandai setinggi langit,tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.Menulis adalah bekerja untuk keabadian"

"Sebagai pengarang saya masih lebih percaya kepada kekuatan kata daripada kekuatan peluru yang gaungnya hanya akan berlangsung sekian bagian dari menit, bahkan detik."

"Mari menulis !!!

Sebab  . . .

Menulis itu semudah ceplok telur, maka menulislah (Lilis Sutikno)

Menulis adalah luapan rasa cinta yang tak sampai, agar cinta kita tersampaikan dengan sempurna maka menulislah (Lilis Sutikno)

Menulis adalah berteriak kepada dunia tanpa suara (Lilis Sutikno)

Maka . . .

Menulislah Agar dunia tahu siapa dirimu"

Akhirnya ibu Lilis menutup paparan materinya dengan peribahasa "Tiada gading yang tak retak, segala kesempurnaan itu milik Allah, biarlah segala kelemahan ini milik saya, mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyampaikan materi ini".

Dalam sesi tanya jawab beberapa saya ambil garis besarnya:

Kesulitan yang dihadapi saat menulis dari pertanyaan Om Jay , menurut Bu Lilis adalah tidak bisa ngerem cerita OM Jay, sehingga Ibu Lilis membuat komunitas sendiri. dengan menulis Antologi yang memiliki kepribadian sama dengan beliau.

Untuk menggerakkan menulis bagi masyarakat NTT bu Lilis membuka kelas WAG MBI. Beliau meminta anggotanya menulis sedikit sedikit kemudian dikirim ke link ibugurucantik@yahoo.co.id. Kemudian beliau satu persatu disusun hingga terbentuklah sebuah buku Solo Karier , melalui cara Menulis Semudah cepok Telur.

Pertemuan malam hari ini ditutup dengan doa bersama yang dibacakan oleh Bapak Syamsul melalui voicenote. Semoga kita semua dapat mewujudkan impian menjadi penulis handal dan Para Nara sumber selalu diberikan kesehatan dan keberkahan sehingga dapat lebih banyak menyiarkan semangat menulis kepada bapak ibu guru di seluruh negeri ini Aamiin.


Hari/tanggal         : Senin, 21 Juni 2021

Pertemuan ke        : 29

Tema                     : Menulis Semudah Ceplok telur

Nara Sumber         : Dra. Lilis Ika Herpianti sutikno,S.H

Gelombang            : 18






Menulis Dikala Sakit

 " Keterbatasan bukan menjadi penghalang bagi saya untuk bekerja dan berkarya, oleh karena itu untuk bapak ibu yang diberi kesehatan gunakan waktunya untuk belajar,belajar dan belajar" demikianlah penggalan kata-kata Cang Ato narasumber kita malam hari ini melalui voicenotenya. 

Nama lengkap beliau adalah Suharto,S.Ag., M.Pd yang akrab dipanggil Cang Ato. Seorang guru di MTs N 5 Jakarta Kementrian Agama DKI Jakarta, dengan Bidang study Fikih (hukum Islam). Pendidikan S1 IAIN Jakarta dan S2 UNISMA Bekasi.


Hasil karya-karya beliau diantaranya adalah Buku Solo "Mengejar Azan" tahun 2018, "GBS Menyerangku" tahun 2020, "Menuju Pribadi Unggul" tahun 2020, "Kisah Inspiratif Seni Mendidik Diri" tahun 2021, "Belajar Tak Bertepi" tahun 2021. Buku Antologi diantaranya "Bukan Guru Biasa" tahun 2017 dan "Kisah Guru Inspiratif" tahun 2020.

Siapa sangka dalam kondisi yang serba terbatas beliau berhasil melahirkan begitu banyak karya. Sebelum divonis sakit GBS, beliau memang sudah punya keinginan untuk bisa menulis. berbagai upaya ditempuhnya. Mulai dari membeli buku tentang tulis menulis, mengikuti acara jurnalis sampai akhirnya beliau ikut dalam kegiatan literasi sekolah. Dimana peserta didik diwajibkan untuk membaca buku dan beliaupun ikut membaca buku. Dari sinilah beliu tertarik menulis namun tidak pernah berhasil untuk merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat.Walaupun pernah menulis namun tidak pernah jadi.

Kemudian beliau mencoba mencari wadah pelatihan menulis.Melalui Facebook beliau mendapat informasi tentang pelatihan menulis di wisma UNJ. Di sinilah beliau mengenal pak Namin,Om Jay, Om Dedi dan yang lainnya hingga akhirnya beliau sering mengikuti kegiatan-kegiatan menulis.

Dari pelatihan menulis ini, Cang Ato sedikit banyak mengetahui cara menulis. Terutama nasehat Om Jay "Tulis apa yang ada di sekitar kita, tulis yang sederhana dahulu, tulis yang kamu bisa dan kuasai, serta mulailah menulis  apa yang kamu alami dan rasakan". Dan kalimat inspiratif yang menjadi kartu nama beliau"Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi"

Selain itu Cang Ato juga berguru melalui media guru. Dari sini beliau menerbitkan buku solo perdananya"Mengejar Azan" yang bercerita tentang perjalanan menuntut ilmu. Dasarnya dari Om Jay kemudian dipoles oleh media guru.

Kebahagiaan tak terkira saat itu hingga teman -teman beliau banyak yang ingin memiliki buku tersebut.

"Namun untung tak dapat diraih dan malang tak dapat dihindari. Tetiba badai tornado menghantam tubuh yang ganteng ini. Lumpuh total tidak ada bisa bergerak bahkan nafaspun tak bisa. Hanya tersisa mata,telinga,dan memori. Innalilahi wa inna Ilaihi Roji'un",tutur beliau dengan emote sedih.

"1,5 bulan diruang ICU,3 bulan di ruang HCU, 2 Minggu di ruang inap biasa. Pulang dalam kondisi lumpuh. Satu tahun tak bergerak, setelah satu tahun mulai ada gerakan tangan, butuh 6 bulan tangan kiri bisa memegang wajah,lalu disusul tangan kanan. Jari tangan masih kaku dan tidak bisa menggenggam. Untuk menekan remot saja tidak mampu. Suntuk itu pasti. 1,5 tahun hanya berbaring,tidak tahu perkembangan dunia luar seperti apa, Oh my God" begitu beliau melanjutkan kisahnya.

Betul-betul kondisi yang memprihatinkan. Namun ilham itu datang dikala tiba-tiba Cang Ato mendengar dering bunyi ponsel sang istri yang kebetulan tertinggal. Kemudian Cang Ato meminta asisten rumahtangga untuk meletakkan didada beliau dan mencoba membukanya, alhamdulillah bisa terbuka. Akhirnya Cang Atopun teringat dengan handphonenya.

Setelah istri beliau pulang , beliaupun meminta istrinya mencarikan Handphonenya dan membelikan kartu baru karena sudah lama mati. Dari sinilah kemudian Cang Ato mencoba menulis. Walau agak sulit karena tidak bisa menggenggam Cang Ato meminta dibelikan alat bantu HP. Kemudianalat bantu disangkutkan pada jari jempol tangan kiri dan menulis menggunakan jari tengah. Baguslah jari manis dan jari kelingkingnya tertekuk hingga tak menghalanginya untuk menulis. Cang Ato mulai mengetik menggunakan jari tengahnya yang terpanjang. "Ternyata semua yang terjadi ada hikmahnya, maka itu syukuri saja dan jangan mengeluh pasti Tuhan punya maksud tertentu" begitu pesan beliau.

Kemudian Cang Ato mulai melacak facebooknya. Butuh waktu 3 hari untuk dapat melacaknya. Kemudian beliau memposting kondisinya,  hingga banyak simpati  dan empati berdatangan. Kemudian dalam hati Cang Ato berfikir kenapa tidak menulis sesuatu yang bermanfaat untuk orang banyak. 

Sejak saat itu Cang Ato mulai menulis artikel sederhana tentang motivasi hidup disamping menulis tentang apa yang dialami Cang Ato sendiri. Banyak respon positif  berdatangan, hingga banyak yang menunggu tulisan berikutnya. Hal ini membuat tambah samangat Cang Ato untuk menulis hingga belum bisa tidur kalau belum mempunyai bahan untuk ditulis keesokan harinya. Setiap habis sholat subuh hingga jam 7 beliau menulis. Beliau menulis sambil rebahan di atas kasur. Setelah bisa duduk baru menulis di atas roda. Beliau bisa menulis dimana saja, kadang sambil berjemur diluar rumah, atau didalam mobil sambil menikmati macatnya arus lalulintas. Kadang juga sambil menunggu panggilan dokter saat kontrol di rumah sakit, atau sambil terapi. "Pokoknya dimana saja saya ada disitulah saya menulis" begitu tutur beliau.





Saya sangat terharu dan takjub mengikuti kisah Cang Ato yang mempunyai semangat luar biasa. Tentu saja berkat dukungan istri beliau dan keluarga yang ikut berjuang demi kesembuahan beliau. 
Dengan kalimat sakti Om Jay "Menulislah setiap hari dan lihat apa yang terjadi" menjadi penyemangat Cang Ato untuk terus berjuang melawan penyakitnya dengan menulis, sehingga menulis menjadi salah satu terapi untuk kesembuhan beliau. Bahkan beliau berhasil mengajak teman-teman guru dan murid murid beliau untuk menulis,juga teman-teman di media sosial ikut menulis karena terinspirasi beliau.

Dari sinilah lahir karya-karya beliau secara estafet. Sesuatu yang tak terbayangkan sebelumnya. 
Kemustahilan versus realita  berwujud keniscayaan. kalau kita mau belajar,belajar, dan belajar pastilah kita bisa. 

Kita patut mengambil hikmah dari kisah beliau. Terus berjuang pantang putus asa. Yakin Alloh Maha Pengasih dan Penyayang. Setiap kesulitan ada kemudahan. Setiap Ujian ada hikmah dibalik ujian, hanya kadang manusia belum mampu memahaminya.
Inilah buku-buku karya beliau.







Dan dalam penutup sesi malam hari ini beliau berpesan:                     
1. Jngan takut untuk menulis, menulis saja
2. Jangan menunggu pintar baru menulis, menulis saja dahulu nanti pasti pintar. 
3. Awali menulis yang sederhana, yang  kita bisa dan yang kita kuasai. 
4. Mulailah dengan apa yang kita alami dan rasakan, itu lebih mudah. 
5. Untuk memperkaya tulisan kita, silahkan baca tulisan-tulisan orang lain.

Kita dapat lebih mengenal beliau melalui 
Facebook  : Suharto Harto/ cing Ato





Heri/Tanggal         : Jum'at 18 Juni 2022
Pertemuan ke         : 28
Tema                      :  Menulis Dikala Sakit
Nara Sumber          :  Suharto,S.Ag., M.Pd
Gelombang             : 18

















;





Kamis, 17 Juni 2021

Blog Adalah Sarana Mengajar dan Belajar

 


Saya tak menyangka wanita cantik dan mempesona dengan baju militer ini adalah  seorang Bloger, penulis dan perwira TNI AL Membaca profilnya membuat saya sangat kagum kepada beliau  Beliaulah yang akan mengisi materi malam ini dengan tema "Blog Adalah Sarana Mengajar dan Belajar" bersama moderator  Ibu Aam Nurhasanah.



Nama lengkapnya Nani Kusmiyati,S.Pd.,M.M.,CTMP. Lahir di Kediri 12 September 1966. Lulusan S1 Bahasa Inggris di UIA (Universitas Islam Assyafiiyyah) Pondok Gede dan S2 MSDM di UPN Veteran Jakarta. Berpangkat Mayor TNI AL. Beliau berdinas pertama di Disminpersal (Dinas Personel TNI AL) selama 5 tahun dan di Pusdiklat Bahasa selama 8 tahun. Perjalanan kariernya berlanjut di Dinas Pendidikan TNI AL selama 20 tahun, dan sekarang menjabat kasubbag Kerma multilater Luar Negeri. Kita bisa mengenal lebih dalam tentang profil beliau di https://nani2teacher1navy.wordpress.com/2021/03/03/curriculum-vitae-nani-kusmiyati/

Sudah 30 buku antologi dan 1 buku solo telah diterbitkannya. Beliau mulai belajar menulis  di bulan Maret 2020 dengan OmJay dan beberapa guru dibawah PGRI. Mayor Nani begitu panggilan akrabnya, ternyata satu angkatan dengan sang moderator ibu Aam  di belajar menulis gelombang 8.


Dimasa pandemi seperti saat ini, banyak cara untuk dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar tanpa harus bertatap muka langsung. Semua itu dalam rangka menjaga kesehatan dan keselamatan semuanya agar penyebaran virus Corona dapat cepat di atasi dan dicegah. 

Para guru berlomba untuk mengasah diri dalam penguasaan IT. Berbagai pelatihan juga digelar oleh berbagai lembaga untuk dapat memfasilitasi agar para guru dapat belajar sehingga pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dapat dilaksanakan secara variatif, tidak monoton dan membosankan bagi peserta didik. Blog adalah salah satu  sarana yang bisa kita kembangkan sebagai sarana belajar dan mengajar secara jarak jauh.

Guru dimana saja sama  yang membedakan adalah siswanya, begitu tutur beliau. Jika guru SD maka siswanya anak-anak, guru SMP atau SMA siswanya remaja, sedangkan beliau adalah guru di Pusdik Kemiliteran khususnya AL. Nah tentu siswanya bukan anak-anak atau remaja. Siswa beliau adalah orang dewasa yang sudah berumah tangga. 

Mereka belajar dengan berbagai tujuan. Ada yang belajar karena persiapan sekolah atau misi di luar negeri atau ada yang ingin mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan kursus bahasa Inggris menjadi salah satu syarat untuk mengikuti pendidikan tersebut. Atau bahkan ada yang ingin menjadi guru bagi putra putrinya di rumah sehingga dapat membantu mereka dalam memecahkan persoalan bahasa Inggris.

Dalam kelas yang sangat heterogen tentu sebagai guru harus mampu menciptakan suasana yang dapat diterima oleh siswa-siswanya. Dapat diterima bukan berarti memuaskan siswa-siswa  dengan pelajaran yang diberikan karena keterbatasan-keterbatasan sebagai guru dan pekerja di kantor begitu tutur beliau.

Dalam situasi yang serba terbatas, akhirnya Blog menjadi sarana belajar mengajar yang tepat.  Pada awalnya menulis di blog karena terpaksa, selanjutnya menjadi terbiasa. Blog bisa dijadikan sebagai salah satu menyimpan materi ajaran yang kemudian dapat dishare  ke grup whatsapp. Kita juga bisa membuat tugas di blog dan share link blog ke group whatsapp. Kita juga dapat mengoreksi melalui blog. 

Sebagai guru kita sedapat mungkin jangan terjebak kedalam tugas-tugas rumah yang kita berikan. Sebaiknya segera kita bahas melalui grup whatsapp atau secara umum di kelas. 

Penggunaan blog sebagai media belajar sangat bermanfaat. Blog juga sarana belajar mengajar yang dapat menghasilkan buku. "Saat ini saya sudah menghasilkan 30 buku Antologi dengan project yang berbeda" begitu kisah sang Mayor. Dan satu buku solo  yang berjudul "Februari Bermakna (Aksara berkisah dalam Lomba Blog Jadi Buku)". 




Sebagai penulis,blog juga merupakan sarana menyebarkan hal-hal yang bersifat edukasi. Pengalaman hidup juga dapat menjadi edukasi yang dapat dibaca orang lain.

Cara memotivasi agar konsisten menulis,membuat target menulis setiap hari, bergabung dengan teman atau komunitas menulis, dan membuat target penerbitan buku. Untuk membuat target menulis setiap hari perlu adanya motivasi dari dalam sendiri. 

Pelajaran yang dapat diambil dari para guru dan senior mengapa kita harus menulis yaitu :

1. Kita tidak hidup selamanya.

2. Meningkatkan level pribadi

3. Memotivasi menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain

4. Mendapat penghasilan dengan menulis.

Beliau kemudian melanjutkan materinya dengan menyaaampaikan kutipan yang beliau dapat dari pemateri WCS, yaitu kak Muhtar Ardansah Munthe dan dari salah satu quotes J.K. Rowling :

1. Tuliskan apa yang kamu pikirkan,lakukan dengan hati tenang. Lakukan saja, maka banyak cara yang akan kamu temukan untuk menyelesaikannya.

2. Rutinitas akan membuat hal sulit menjadi biasa (kak Mukhtar) "Mulailah menulis hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri". -J.K.Rowling

Sebagai penutup materi, Mayor Nani memberikan kesimpulan bahwa media apapun perlu dicoba untuk meningkatkan kemampuan diri kita sebagai guru dan penulis. Memintarkan generasi muda adalah kewajiban kita semua. Blog adalah salah satu sarana mengajar dan belajar bagi guru,murid, dan penulis.

Demikianlah Mayor Nani menyampaikan materi dengan lengkap, dan menjawab semua pertanyaan peserta yang menyangkut materi dengan jelas dan tuntas. Akhirnya beliau menutup kegiatan dengan salam dan permohonan maaf apabila selama mengisi materi terdapat kekeliruan. Semoga apa yang telah disampaikan bermanfaat.


Hari/tanggal         : Rabu, 16 Juni 2021

Pertemuan ke        :  27

Tema                     :  Blog Adalah Sarana Mengajar dan Belajar

Narasumber           :  Nani Kusmiyati,S.Pd., M.M., CTMP

Gelombang             : 18



Selasa, 15 Juni 2021

Menullis Itu Mudah

 'Menulislah dan lihat apa yang terjadi'  demikianlah slogan dari Omjay sang guru blogger dan motifator kita yang selalu dikumandangkan dalam pelatihan menulis ini. Mengajak kita untuk terus menulis menulis dan menulis.

Untuk menulis kita perlu ketrampilan dan latihan yang terus menerus sehingga kita akan terbiasa untuk selalu menulis. Sesuai dengan tema kita malam ini yaitu "Menulis Itu Mudah" dengan narasumber kita yang sangat keren  yaitu Bapak Dr. Ngainun Naim dan moderator ibu Maesaroh..


Alasan Bapak Ngainun memilih tema ini adalah supaya kami peserta pelatihan mau dan mampu menulis. Hanya dua kunci utama untuk menulis yaitu mau dan mampu. Kita harus menulis dan terus menulis jika ingin menjadi seorang penulis hebat seperti beliau. Menjadi penulis bukan hanya di angan-angan saja tapi harus dibuktikan dengan adanya karya dalam bentuk tulisan. Betapapun banyaknya halangan untuk menulis, tetaplah semangat dalam menulis bila perlu setiap hari.

Tema yang beliau sampaikan malam ini diambil dari buku beliau yang diterbitkan pada tahun 2021. Judul buku beliau adalah “Menulis Itu Mudah: 40 Jurus Jitu Mewujudkan Karya”.

Berikut akan dibahas satu per satu jurus yang dimaksudkan Bapak Ngainun untuk menjadi seorang penulis sejati:

1) Membaca.

Membaca adalah sebuah kegiatan yang akan sangat bermanfaat bagi seorang penulis. Sebab seseorang akan dengan mudah menulis apabila memiliki pengetahuan banyak dengan membaca. Begitu pun sebaliknya orang yang jarang membaca akan mengalami kendala dalam menulis. Maka dari itu, marilah membiasakan diri dengan membaca (reading is habit). Mungkin bila perlu paksakan diri untuk membaca, sampai pada waktu di saat membaca adalah bagian dari diri kita.

Itulah yang dinasihatkan oleh Pak Ngainun, membacalah dan menulislah setiap hari. Bila sudah terbentuk kebisaan seperti itu, maka akan sulit ditinggalkan. Bila sulit ditinggalkan maka membaca dan menulis sudah menjadi bagian dari kebutuhan sehari-hari. Keseimbangan antara menulis dan membaca adalah membaca membantu memunculkan ide-ide baru dalam setiap tulisan yang ditulis. Dengan demikian, menulis menjadi mudah.

2) Menulis.

Menulis minimal lima paragraf per harinya adalah langkah yang diterapkan oleh Pak Naim dalam menjaga konsistensi beliau ketika menulis. Karena hanya dengan begitu beliau selalu menghasilkan tulisan setiap harinya. Meskipun tulisan beliau tidak dipublikasi setiap hari di blog pribadinya, akan tetapi kebiasaan tersebut sudah mendarah daging baginya.

3) Menguasai apa yang ditulis.

Apabila kita tidak menguasai apa yang kita tulis, maka akan mempersulit kita dalam mengembangkan tulisan. Maka dari itu, Pak Naim berpesan tulislah mulai dari hal-hal sederhana yaitu hal-hal yang kita lakukan atau yang kita ketahui atau tulislah pengalaman-pengalaman yang pernah dialami sehingga menulis menjadi mudah.

4) Membangun kebiasaan produktif.

Ketika ingin menjadi seorang penulis maka biasakan membuka pikiran dan hati dengan cara mendengar, mencatat dan mengolah sehingga menjadi sebuah tulisan. Maksudnya adalah kita harus dapat merekam apa yang kita temukan, apa yang kita dengar, apa yang kita lihat, dan apa yang kita alami, kemudian kita kumpulkan dan diolah menjadi tulisan. Maka secara tak langsung kita telah melakukan penelitian sederhana yaitu dengan melakukan observasi, mengumpulkan data, mengolahnya, menganalisa, dan menyatukannya dalam sebuah tulisan yang padu.

5. Memiliki media untuk mengekspresikan tulisan.

Ada begitu banyak cara untuk dapat mengekspresikan tulisan yang telah kita buat. Terlebih kita diuntungkan dengan adanya media sosial seperti salah satunya melalui status di whatsapp. Begitu pula dengan facebook. Buatlah status facebook yang bermanfaat yang dapat menginspirasi orang lain dalam menulis. Semakin panjang status yang kita buat maka akan semakin bagus.

6. Menulis secara ngemil.

Maksud dari kalimat tersebut adalah mulailah menulis sedikit demi sedikit sehingga menjadi kumpulan tulisan yang singkat. Selanjutnya baru di olah sehingga menjadi sebuah naskah tulisan yang utuh.

7. Menulis tanpa beban.

Jangan jadikan kegiatan menulis sebagai sebuah beban pikrian. Tulislah apa yang ada dipikiran, sebebas apapun. Menulislah sesuka hati sehingga tidak ada tekanan. Dengan demikian tulisan akan berkembang baik dengan sendirinya.

8. Menulis tidak mengedit.

Maksud dari kalimat tersebut adalah menulislah sepanjang mungkin tanpa mengedit kesalahan-kesalahan yang muncul di dalamnya. Karena dengan terus menulis, ide-ide akan bermunculan untuk dituliskan sehingga tulisan bisa dikembangkan dengan baik. Apabila menulis sambil mengedit, maka kita akan kehilangan ide dan menulis akan tersendat-sendat. Kegiatan menulis melalui tiga tahap yaitu:

1)      Pre-writing, yaitu persiapan menulis. Membuat draft, mencari sumber bacaan, dan sebagainya.

2)      Menulis, tuangkan apa saja yang ada dalam pikiran. Abaikan rasa takut, salah ketik, dan segala hal yang membebani. Tulis sampai habis.

3)      Editing, setelah selesai menulis barulah diedit.

Ketiga unsur tersebut dilakukan secara terpisah. Dengan demikian tidak terjadinya pencampuran atau kekacauan ketika dalam tahap menulis.

9. Luangkan waktu, jangan menunggu waktu luang.

Jurus terakhir untuk menjadi seorang penulis adalah menyempatkan waktu. Sempatkanlah waktu dalam satu hari misalnya sekitar 20 atau 30 menit. Karena dengan demikian, kita mampu menulis tanpa terganggu dengan kegiatan lainnya.

Itulah materi yang telah disampaikan Pak Naim dalam pertemuan ini, tentunya sangat menarik sekali untuk diterapkan setiap harinya. Seperti biasa sebelum kelas ditutup, narasumber berpesan, "Saya mengajak kita semua untuk terus menulis. Pokoknya menulis. Jangan pedulikan mutu dulu. Bangun tradisi menulis dulu baru mutu akan mengikuti. Bisa menulis itu anugerah. Ada sangat banyak manfaat yang bisa kita rasakan. Yakinlah. Insyaallah berkah untuk kita semua. Aamiin."

Dengan closing statement yang diberikan Pak Naim tersebut maka berakhirlah pertemuan ke-24 hari ini. Semoga apa yang disampaikan malam ini, bisa menjadi inspirasi baru bagi kami terutama saya pribadi dalam menulis.

Hari/ tanggal Pertemuan    : 09 - 6-2021

Resume ke                          : 24

Tema                                   : Menulis Itu Mudah

Nara Sumber                      : Dr. Ngainun Naim

Gelombang                         : 18


Kiat Menulis Buku Autobiografi

 



"Haus menulis lapar membaca". "Menanamlah karena ada harapan disana, harapan memanen dan harapan pahala, bahkan jika tidak punya lahan maka menanamlah di ladang-ladang kehidupan" itulah penggalan tulisan yang saya ambil  di Blog dari narasumber kita malam hari ini yaitu Bapak Suparno,S.Pd,M.Pd.

Haus menulis lapar membaca mengandung makna  yang sangat memotivasi dan menginspirasi. Kita hendaknya menjadi pribadi yang selalu haus menulis dan lapar membaca. Karena dengan haus menulis kita akan terus terinspirasi untuk menuliskan ide ide kita yang mungkin masih terpendam karena merasa aman dizona nyaman.
Lapar membaca supaya kita terus memotivasi diri agar mau belajar. Belajar tidak hanya dari bangku sekolah atau kuliah,tapi bisa dari banyak membaca. Membaca apa saja yang mengantarkan kita membuka cakrawala dunia. 

Wah keren sekali tulisan di blog beliau. Saya menjadi lebih semangat ingin mengikuti pemaparan materi beliau malam ini yang mengambil tema "Menulis Buku Autobiografi"
Sebagai moderator malam ini Ibu ketua kelas yang sangat cantik yaitu Ibu May.

Narasumber kita adalah seorang kepala sekolah di SMP N 2 Karangrejo, penulis buku dan sang Blogger yang beralamat tinggal di Pojoksari Rt 21 Rw 3 kecamatan Sukomoro Magetan. Seorang Bapak yang punya kegemaran mendengarkan  musik favorit campursari dan buku favorit Al Qur'an.


Mengawali pertemuan malam ini beliau menyapa para peserta dengan salam dan ucapan terimakasih kepada Omjay dan moderator bu may. Sebelum memulai beliau mempersilahkan para peserta untuk bersilaturahmi di blog beliau http://suparnomuhammad.blogspot.com/2021/03/0_89.html?m=1

Mengapa kita perlu menuliskan autobiografi  ? Karena kita tidak tahu berapa umur kita. Kita tidak tahu kapan ajal datang. Maka dengan menulis buku autobiografi anak cucu kita bisa tahu sejarah perjalanan kehidupan kita. Dari sejarah perjalanan kehidupan kita, anak cucu kita dapat belajar bahwa untuk mencapai sebuah kesuksesan butuh perjuangan yang luar biasa, bekerja yang luar biasa dan doa yang luar biasa. Oleh karena itu kita perlu untuk menuliskan sejarah kehidupan kita yang dapat menginspirasi, memotifasi pembacanya. Bukan sekedar bercerita tentang kehidupan saja tetapi di dalamnya ada kata-kata hikmah yang bisa dipetik dan menginspirasi pembacanya.

Sebaiknya sebelum kita menulis buku autobiografi, kita baca buku-buku aoutobiografi orang lain agar kita dapat mengetahui hal baik apa saja yang harus kita tuliskan didalam autobiografi kita. Buku autobiografi yang kita baca tidak harus punya orang-orang terkenal, yang setara kitapun tidak apa apa. Sebagai pembanding sehingga kita tidak merasa kecil hati  dalam menuliskan perjalanan hidup kita.

Menulis buku autobiografi sebaiknya mengikuti langkah-langkah berikut ini :
1. Membuat outline atau kerangka tulisan
    Misalnya bisa diisi dengan saat kelahiran,masa sekolah,berumah tangga, perjalanan keluar kota atau      keluar negeri.
2. Membuat jadwal menulis
    Jika kita sudah membuat jadwal menulis, berusahalah konsisten dengan jadwal tersebut,sehingga          tulisan kita tidak tertunda-tunda.
3. Menyiapkan data-data pendukung.
    Disini bisa berupa foto-foto masa kecil, foto momen penting, atau dari buku catatan pribadi.
4. Mulailah menullis peroutline atau perjudul.
    Tulislah sesuai alur yang ada dalam pikiran kita, jangan memikirkan diedit dahulu. Tulislah terus           sampai selesai, abaikan kesalahan. Menulislah dengan pikiran dan perasaan,akal budi  dari hasil             merenung yang dalam sehingga ilhampun akan datang dengan sendirinya.
5. Buat sub judul yang merupakan urutan sejarah perjalanan kehidupan kita.
6. Lakukan editing mulai dari awal hingga akhir tulisan.
7. Minta tolong orang lain  yang kita percaya sebagai editor.
8. Buatlah cover buku yang baik dan menarik.
9. Mintalah kata pengantar pada tokoh-tokoh terkenal.
10. Kirimkan ke penerbit yang kita percaya dan memberikan keberuntungan,cetakannya bagus dan              harganya terjangkau.

Berikut ini  adalah contoh buku autobiografi narasumber kita yang sangat menginspirasi, dan bagi yang ingin memesan bisa wa pribadi ke beliau.


Sebagai penutup materi beliau menyampaikan bahwa sukses itu bukan milik anak orang kaya , jika ingin menulis autobiografi menulislah sebagai bentuk hadiah untuk diri sendiri. Tulislah perjalanan hidup kita yang amat penting. agar kita menjadi inspirasi  untuk orang lain . Seperti kisahnya Chairul Tanjung. "Chairul Tanjung Si Anak Singkong"


Hari/Tanggal         : Senin ,14 Juni 2021

Pertemuan ke       : 26

Tema                     : Menulis Buku Autobiografi

Nara Sumber        : Bapak Suparno,S.Pd; M.Pd

Gelombang           : 18
















Senin, 07 Juni 2021

Membuat Desain Cover Buku

 

Alhamdulillah pertemuan ke 23 saya masih bertahan untuk terus mengikuti pelatihan menulis ini. Rasa hati penasaran semakin hari makin menggebu karena  materi yang disampaikan semakin menarik dan benar-benar menambah ilmu tentang seluk beluk dunia menulis. Nara sumber yang mengisi  materipun benar-benar para tokoh yang ahli dibidangnya. Sungguh pengalaman dan kesempatan yang luar  biasa saya dapat bergabung dalam pelatihan menulis ini. 

Terimakasih yang sangat dalam kami sampaiakan kepada Omjay dan para guru besar yang telah membagi Ilmunya. Hanya doa yang tak putus semoga Omjay dan para guru besar selalu diberi kesehatan,umur panjang dan keberkahan dari Alloh SWT, Aamiin.

Malam ini sebagai moderatornya adalah Ibu Aam yang selalu ramah dan renyah senyumnya, dan nara sumber kita yaitu Bapak  Achmad Najiullah Thaib dengan sapaan akrabnya Bapak Ajinata.  Tema pertemuan kali ini adalah " Membuat Desain Cover Buku "


Salam pembuka disampaikan Ibu Aam yang bercerita bahwa ketiga buku solo beliau juga digarap oleh Bapak Ajinata. Termasuk juga buku ketua kelas gelombang 18 ini juga dibuat oleh Bapak narasumber kita malam ini. 


Langsung saja Ibu Aam mempersilahkan Bapak Ajinata menyapa para peserta dan menyampaikan materinya. Namun sebelumnya beliau mempersilahkan kita untuk mengenal cv Bapak Ajinata melalui link : https://sg.docworkspace.com/d/sIG7KwNQkndbyhQY

Bapak Ajinata berkisah awalnya Beliau adalah seorang Desainer Grafis sekitar tahun 1987. Kemudian tahun 90 beliau mendirikan perusahaan advertising yang merangkap sebagai Desainer Grafis.. Tahun 1992 kemudian beliau terjun ke dunia perfilman sebagai art director sampai tahun 2018. Selama di film materi kebutuhan artistik beliau dancing sendiri. 

Hebatnnya beliau belajar aplikasi desain secara otodidak, karena terpaksa  tutur beliau. Termasuk juga  mempelajari Aplikasi Canva untuk mendesain cover. Learning  by doing. Sayangnya beliau tidak membuat  tutorial  pembuatan desain  cover. 

Kemudian hikmah dari mewakafkan ilmu desain di YPTD beliau merasa ilmunya semakin bertambah. Terbukti dari karya-karya desain  beliau di YPTD hingga sekarang masih melayani bapak ibu dari pelatihan ini. 

Kita bisa mengenal dan menggali pengalaman beliau lebih dalam di link : https://terbitkanbukugratis.id/ajinatha/03/2021/belajar-komputer-grafis-secara-otodidak/


Sesi selanjutnya tanya jawab, moderator mempersilahkan peserta yang mau bertanya dikirim lewat wa pribadi.

Diawali dari pertanyaan moderator  yang menanyakan  bagaimana cara membuat cover buku di canva dan apa yang perlu kita siapkan, beliau menjawab :
# Aplikasi Canva itu sangat praktis sebetulnya, Tetapi harus punya basic  komputer grafis.
Desain itu utamanya menyangkut "Teste". Bagus stay tidaknya sebuah cover tergantung selera yang desain.
Aplikasi canva itu sangat aplikatif, tapi kalau tidak punya basic IT memang repot.

Berikut ini  langkah-langkah membuat cover dengan Canva.

 1. Buka halaman pembuka Canva kemudian memilih format A4 untuk memulai desain cover.



2. Memilih foto illustrasi

3. Memilih background cover


4. Menempel background dalam format A5

5. Memilih ilustrasi  untuk cover


6. Memasang illustrasi pada cover


7. Memillih elemen estetis pada cover


8. Pewarnaan


9.  Proses komposisi ruang dan warna



10. Pemilihan warna cover belakang yang komposisi warnanya harus matching dengan cover depan.



11. Cover depan dan belakang



Berikut ini fasilitas untuk memilih typhography dan warna yang pas dalam aplikasi namanya Style.
Begitu kita pilih salah satunya maka warna akan berubah secara otomatis

Dalam pembuatan cover buku harus mampu menterjemahkan isi buku.
Pemilihan typhography adalah hal penting karena harus sesuai dengan ruh isi buku. Dan ini adalah hal yang elementer dalam desain. Kita juga harus memahami filosofi judulnya terlebih dahulu baru mencari illustrasi yang mewakili filosofinya.
Contohnya dalam cover buku dari Bunda Iis Yuliati Lebak ," Getar Rindu di Bilik Kalbu"



Bulan dan ranting kerinng adalah simbolisme dari perasaan rindu.
Rasa, intuisi harus dimaksimalkan dalam memahami sinopsisnya.

Banyak free image yang bisa dipakai untuk ilustrasi cover. Contohnya di link http://pixabay.com/
di Pinterest juga banyak.
Untuk desain sertifikat juga sudah ada tinggal mengganti tulisannya.


Canva itu paling praktis, Di sini juga ada book Cover yang tersedia, tinggal ganti tulisan .



Demikianlah materi dari narasumber yang telah menjawab dan menjelaskan semua pertanyaan dengan tuntas dan jelas. 

Di penghujung acara beliau memberikan kesimpulan yaitu "Siapa saja bisa menjadi desainer cover..asal memiliki citra rasa seni..dan kreativitas, dan mau mengolah rasa dan intuisi utk memperindah karya desainnya. IT itu bisa dipelajari..tidak ada ilmu yg tidak bisa dipelajari.. Asal ada kemauan dan tidak mudah menyerah. Temukan keasyikan dalam mengerjakan sesuatu, dengan demikian kreativitas akan mengikuti"





Hari/Tanggal        : Senin,7 Juni 2021
Pertemuan ke        : 23
Tema                     : Membuat Desain Cover Buku
Nara Sumber         : Bapak achmad Najiullah Thaib
Gelombang            : 18
















KMAC#6. DARI KOPRAL JONO HINGGA MAYOR JONO

  KMAC#6. DARI KOPRAL JONO HINGGA MAYOR JONO Ini adalah kisah perjalanan hidupku selama mendampingi suami yang seorang anggota TNI-AD. Disin...