'Menulislah dan lihat apa yang terjadi' demikianlah slogan dari Omjay sang guru blogger dan motifator kita yang selalu dikumandangkan dalam pelatihan menulis ini. Mengajak kita untuk terus menulis menulis dan menulis.
Untuk menulis kita perlu ketrampilan dan latihan yang terus menerus sehingga kita akan terbiasa untuk selalu menulis. Sesuai dengan tema kita malam ini yaitu "Menulis Itu Mudah" dengan narasumber kita yang sangat keren yaitu Bapak Dr. Ngainun Naim dan moderator ibu Maesaroh..
Alasan Bapak Ngainun memilih tema ini
adalah supaya kami peserta pelatihan mau dan mampu menulis. Hanya dua kunci
utama untuk menulis yaitu mau dan mampu. Kita harus menulis dan terus menulis
jika ingin menjadi seorang penulis hebat seperti beliau. Menjadi penulis bukan
hanya di angan-angan saja tapi harus dibuktikan dengan adanya karya dalam
bentuk tulisan. Betapapun banyaknya halangan untuk menulis, tetaplah semangat
dalam menulis bila perlu setiap hari.
Tema yang beliau sampaikan malam ini diambil
dari buku beliau yang diterbitkan pada tahun 2021. Judul buku beliau adalah “Menulis
Itu Mudah: 40 Jurus Jitu Mewujudkan Karya”.
Berikut akan dibahas satu per satu jurus yang dimaksudkan Bapak Ngainun untuk menjadi seorang penulis sejati:
1) Membaca.
Membaca adalah sebuah kegiatan yang akan
sangat bermanfaat bagi seorang penulis. Sebab seseorang akan dengan mudah menulis
apabila memiliki pengetahuan banyak dengan membaca. Begitu pun sebaliknya orang
yang jarang membaca akan mengalami kendala dalam menulis. Maka dari itu,
marilah membiasakan diri dengan membaca (reading is habit). Mungkin bila perlu
paksakan diri untuk membaca, sampai pada waktu di saat membaca adalah bagian
dari diri kita.
Itulah yang dinasihatkan oleh Pak Ngainun,
membacalah dan menulislah setiap hari. Bila sudah terbentuk kebisaan seperti
itu, maka akan sulit ditinggalkan. Bila sulit ditinggalkan maka membaca dan
menulis sudah menjadi bagian dari kebutuhan sehari-hari. Keseimbangan antara
menulis dan membaca adalah membaca membantu memunculkan ide-ide baru dalam
setiap tulisan yang ditulis. Dengan demikian, menulis menjadi mudah.
2) Menulis.
Menulis minimal lima paragraf per harinya
adalah langkah yang diterapkan oleh Pak Naim dalam menjaga konsistensi beliau ketika
menulis. Karena hanya dengan begitu beliau selalu menghasilkan tulisan setiap
harinya. Meskipun tulisan beliau tidak dipublikasi setiap hari di blog
pribadinya, akan tetapi kebiasaan tersebut sudah mendarah daging baginya.
3) Menguasai apa yang ditulis.
Apabila kita tidak menguasai apa yang kita
tulis, maka akan mempersulit kita dalam mengembangkan tulisan. Maka dari itu,
Pak Naim berpesan tulislah mulai dari hal-hal sederhana yaitu hal-hal yang kita
lakukan atau yang kita ketahui atau tulislah pengalaman-pengalaman yang pernah
dialami sehingga menulis menjadi mudah.
4) Membangun kebiasaan produktif.
Ketika ingin menjadi seorang penulis maka
biasakan membuka pikiran dan hati dengan cara mendengar, mencatat dan mengolah
sehingga menjadi sebuah tulisan. Maksudnya adalah kita harus dapat merekam apa
yang kita temukan, apa yang kita dengar, apa yang kita lihat, dan apa yang kita
alami, kemudian kita kumpulkan dan diolah menjadi tulisan. Maka secara tak
langsung kita telah melakukan penelitian sederhana yaitu dengan melakukan
observasi, mengumpulkan data, mengolahnya, menganalisa, dan menyatukannya dalam
sebuah tulisan yang padu.
5. Memiliki media untuk mengekspresikan
tulisan.
Ada begitu banyak cara untuk dapat
mengekspresikan tulisan yang telah kita buat. Terlebih kita diuntungkan dengan
adanya media sosial seperti salah satunya melalui status di whatsapp. Begitu pula
dengan facebook. Buatlah status facebook yang bermanfaat yang dapat
menginspirasi orang lain dalam menulis. Semakin panjang status yang kita buat
maka akan semakin bagus.
6. Menulis secara ngemil.
Maksud dari kalimat tersebut adalah mulailah
menulis sedikit demi sedikit sehingga menjadi kumpulan tulisan yang singkat.
Selanjutnya baru di olah sehingga menjadi sebuah naskah tulisan yang utuh.
7. Menulis tanpa beban.
Jangan jadikan kegiatan menulis sebagai
sebuah beban pikrian. Tulislah apa yang ada dipikiran, sebebas apapun.
Menulislah sesuka hati sehingga tidak ada tekanan. Dengan demikian tulisan akan
berkembang baik dengan sendirinya.
8. Menulis tidak mengedit.
Maksud dari kalimat tersebut adalah
menulislah sepanjang mungkin tanpa mengedit kesalahan-kesalahan yang muncul di
dalamnya. Karena dengan terus menulis, ide-ide akan bermunculan untuk
dituliskan sehingga tulisan bisa dikembangkan dengan baik. Apabila menulis
sambil mengedit, maka kita akan kehilangan ide dan menulis akan tersendat-sendat.
Kegiatan menulis melalui tiga tahap yaitu:
1)
Pre-writing, yaitu persiapan
menulis. Membuat draft, mencari sumber bacaan, dan sebagainya.
2)
Menulis, tuangkan apa saja yang
ada dalam pikiran. Abaikan rasa takut, salah ketik, dan segala hal yang
membebani. Tulis sampai habis.
3)
Editing, setelah selesai
menulis barulah diedit.
Ketiga unsur tersebut dilakukan secara
terpisah. Dengan demikian tidak terjadinya pencampuran atau kekacauan ketika
dalam tahap menulis.
9. Luangkan waktu, jangan menunggu waktu
luang.
Jurus terakhir untuk menjadi seorang
penulis adalah menyempatkan waktu. Sempatkanlah waktu dalam satu hari misalnya sekitar
20 atau 30 menit. Karena dengan demikian, kita mampu menulis tanpa terganggu
dengan kegiatan lainnya.
Itulah materi yang telah disampaikan Pak
Naim dalam pertemuan ini, tentunya sangat menarik sekali untuk diterapkan
setiap harinya. Seperti biasa sebelum kelas ditutup, narasumber berpesan,
"Saya mengajak kita semua untuk terus menulis. Pokoknya menulis. Jangan
pedulikan mutu dulu. Bangun tradisi menulis dulu baru mutu akan mengikuti. Bisa
menulis itu anugerah. Ada sangat banyak manfaat yang bisa kita rasakan.
Yakinlah. Insyaallah berkah untuk kita semua. Aamiin."
Dengan closing statement yang diberikan Pak
Naim tersebut maka berakhirlah pertemuan ke-24 hari ini. Semoga apa yang
disampaikan malam ini, bisa menjadi inspirasi baru bagi kami terutama saya
pribadi dalam menulis.
Hari/ tanggal Pertemuan : 09 - 6-2021
Resume ke : 24
Tema : Menulis Itu Mudah
Nara Sumber : Dr. Ngainun Naim
Gelombang : 18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar