Senin, 31 Mei 2021

Tips Menjaga Komitmen Menulis Di Blog

Alhamdulillaahirobil'alamiin, malam ini pertemuan ke 20 belajar menulis gelombang 18. Sebagai moderator kali ini Ibu Kanjeng yang selalu tampil anggun, arif dan bijaksana. Tanpa panjang lebar Ibu Kanjeng langsung membuka dengan Basmalah dan salam. Beliau menyampaikan untuk peserta yang ingin bertanya bisa langsung via no pribadi beliau. 

Narasumber kita malam ini adalah Bapak Dedi  Dwitagama, beliau adalah guru bloggernya Omjay begitu yang disampaikan Omjay pada awal membuka kelas malam hari ini.




Bapak Dedi Dwitagama adalah  Learning,Training,Motivating, Inspiring,Empowering People. Pendidik,Trainer,Nara Sumber dan Motivator bidang Pendidikan, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba,HIV/AIDS, Kepemimpinan, Berbicara dimuka umum, Teknologi Informasi,Menulis Kreatif/ Creative Writing, Pendidikan Karakter dan Komunikasi/TIK.

 Beliau  17 tahun menjadi guru di Sekolah Teknologi Menengah Negeri 39 Jakarta, dan tahun 2005 menjadi Kepala Sekolah di SMK N 3 Jakarta, tahun 2009 menjadi Kepala Sekolah di SMK N 36 Jakarta dan sampai Nopember 2011 menjadi Kepala Sekolah di SMKN 29 Penerbangan Jakarta hingga akhir tahun 2012. Dan Saat ini beliau menjabat guru Matematika di SMKN 50 Jakarta.

Benar-benar narasumber  yang luar biasa, Saya terkagum-kagum dengan pengalaman dan aktivitas beliau yang selangit. Bagaimana perjalanan beliau dengan segudang aktivitas? Yok kita simak profil lengkapnya di : http://dedidwitagama.wordpress.com/about  atau di : https://trainerkita.wordpress.com/about/, bisa juga melalui IG :https://www.instagram.com/dwitagama/ dan yang suka podcast :https://open.spotify.com/show/682AwWJf6kp1X8GfdJumED.

Salam pembuka beliau sampaikan melalui voicenot, dengan suara yang akrab dan hangat beliau menyampaikan untuk materi langsung saja masuk ke pertanyaan peserta sehinga bisa langsung pembahasan materi melalui pertanyaan -pertanyaan peserta. 

Sedikit kisah Pak Dedi yang  mulai ngeblog tahun 2005. Saat itu beliau merasa diprovokasi oleh adik bungsunya Agus Sampurno pemilik https://gurukreatif.wordpress.com/. Pada saat itu di Amrik (USA) sedang trend orang ngblog kata adik beliau. Dan akhirnya beliaupun mempelajari  sampai punya blog http://dwitagama.blogspot.com/

Kemudian tahun  2007 wordpress muncul dan beliaupun bermigrasi ke wordpress hingga kini

Pak Dedi menjelaskan bahwa beliau  mengelola belasan blog beraneka fokusnya, tetapi yg paling di isi adalah  https://dedidwitagama.wordpress.com/. Beliau juga menulis di compasiana https://www.kompasiana.com/dwitagama sejak tahun 2008.

Dari pertanyaan-pertanyaan yang masuk, dapat disimpulkan diantaranya ;

1. Kiat sukses menjadi guru blogger 

 # Kiat sukses blogger itu bermacam-macam sesuai target pribadi pembuatnya, secara umum blogger sangat bahagia jika tulisannya dibaca orang dan saat searching topik tertentu, blognya tercantum pada halaman pertama pencarian, ada juga yang sukses karena menghasilkan uang banyak, ada yang sukses karena menghasilkan buku banyak, diundang jadi pembicara kemana-mana, dsb ... kitanya konsisten menulis membuat tulisan yang menarik minat pembacanya.

2. Jenis tulisan  yang sesuai atau cocok di blog 

# Semua tulisan bisa di muat di blog, sesuai minat, sesuai keperluan, atau sesuai mood kita, karena blog itu milik kita jadi sesuai selera kita.

3.  bagaimana Tampilan Blog yang baik 

#Untuk  mempermanis tampilan di blog kita, maka gambar, foto, video perlu disertakan pada setiap posting kita karena itu akan menarik perhatian pembaca kita.

Inilah contoh tampilan blog Narasumber kita :


4. Membangun komitmen agar menulis diblog menjadi suatu kebiasaan.

# Dengan adanya statistik pengunjung bisa membuat percaya diri blogger lebih meningkat. Namun komitmen menulis yang sudah kita buat haruslah kita tepati. Misalnya kita berkomitmen satu bulan sekali tayang satu naskah, maka kita harus berusaha memenuhi target tersebut. Dalam hal ini wordpress dan kompasiana dapat menjadwal kapan tulisan kita akan ditayangkan.

Tips yang lebih jitu, saat kita punya banyak ide dan banyak waktu, maka tuliskan saja ide ide tersebut sekaligus sehingga sudah punya tabungan  untuk jatah postingan kedepannya.

5. Tips jika kita mempunyai blog lebih dari satu agar semua aktif.

# Setiap blog difokuskan pada anglenya masing-masing. Misal satu blog khusus untuk cerpen, satu blog khusus untuk pendidikan, dan satu blog khusus untuk kuliner .

6.Tips mengajak anak didik aktif di pembelajaran melalui media blog.

# Pasang embed youtube materi pelajaran, kasih linknya di blog, masukkan soal dengan google form, link absen di blog,  kemudian berikan link posting kepada anak didik, maka semua anak didik akan masuk ke blog kita untuk mengerjakan tugas. 


7. Kiat membagi waktu antara pekerjaan, hobi, dan menulis.

# Menulis ya menulis saja, saat menunggu absen duduk sebentar nulis, nunggu rapat nulis, nunggu istri belanja nulis, Saat ngajar ya ngajar fokus, saat nulis ya nulis. Tidak ada waktu terlewat sia-sia. Menunggu menjadi hal yang menyenangkan dengan menulis. Jangan memikirkan mutu atau edit, tulis saja langsung posting. Sesekali lihat komentar, balas komentar yang baik, buang komentar yang tidak baik.
 Dari statistik pengunjung kita akan tahu mana tulisan yang digemari dan mana yang tidak.

Demikianlah diantara pertanyaan -pertanyaan yang dapat saya simpulkan. 
Diakhir waktu moderator mempersilahkan bapak Dedi memberi closing statement:



Beliau menyampaikan: 

"Blog bisa jadi warisan yang mengaplikasikan pribahasa HARIMAU MATI MENINGGALKAN BELANG, GAJAH MATI MENINGGALKAN GADING ... guru meninggal meninggalkan blog yang terus dibaca orang dan pahalanya terus mengalir mengantar pemiliknya ke surga ... setelah didunia mengantar pemiliknya keliling Indo dan dunia ... alhamdulillah"

 " Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat buat sesama, blog bisa jadi media seseorang bermanfaat dan meninggalkan jejak kebaikan selama di bumi, selamat buat yang sudah punya blog, selamat memulai buat yang baru mau .. silahkan japri saya kalau ada pertanyaan, DM di instagram juga akan saya balas ... mohon maaf kalau ada yang tak berkenan"


Hari/ Jum'at     : 31 Mei 2021

Pertemuan ke   : 20

Tema                 : Komitmen Menulis Di Blog

Narasumber       : Dedi Dwitagama



Minggu, 30 Mei 2021

Proofreading Sebelum Menerbitkan Buku


Alkhamdulillah,puji syukur saya masih dapat membuat resume  pertemuan ke 15. Walau dengan hambatan-hambatan yang mulai menyita waktu, tetapi saya mempunyai tekad kuat ingin mendapatkan mahkota penulis. Hal inilah yang  membuat  saya mulai membangun semangat pada diri sendiri untuk kembali menyelesaikan tugas yang tertunda ini.

Pertemuan kali ini dimoderatori oleh Ibu Rita Wati dan Nara sumber Bapak Susanto,S.Pd. Tema hari ini adalah "Proofreading Sebelum Menerbitkan Buku"


Sedikit mengenal narasumber kita, Bapak Susanto,S.Pd yang akrab disapa dengan Pak.D . Beliau alumni Belajar menulis gelombang 15 dan guru di SD N Mardiharjo Kab.Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan.

Memulai acara moderator membuka dengan berdoa bersama, untuk yang beragama Islam di buka dengan bacaan Basmalah. Dan tak lupa sesi siang ini juga di bagi menjadi 4, sesi pembukaan, sesi materi , sesi tanya jawab dan sesi penutup. 

Tiba waktunya,moderator mempersilahkan narasumber menyampaikan materinya. Bapak Susanto membuka acara  dengan ucapan Assalamu'alaikum, dan salam sejahtera untuk Bapak Ibu guru Hebat .

Sebenarnya beliau merasa nerves karena banyak peserta dari gelombang 18 bukanlah penulis pemula, melainkan para pemenang lomba karya tulis dan penulis yang banyak menerbitkan buku. Namun demikian karena diberi kesempatan untuk membersamai bapak ibu guru, maka beliau mengajak bersama belajar dan bersama memperbaiki tulisan kita , atau tulisan di blog kita  agar tulisan kita enak dibaca dan para pembaca yang menikmati tulisan kita merasa nyaman.

Apa itu PROOFREADING ?

Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan.

Kegiatan ini adalah kegiatan akhir setelah tulisan selesai. Hal ini sesuai dengan nasehat para pakar menulis " tulis saja jangan pedulikan teknis, salah nggak papa mumpung ide menulis masih mengalir.Jika sudah selesai, barulah kita lakukan editing"

Maksud hati membuat tulisan yang menarik, tetapi akibat kurang cermat dalam pengetikan tulisan di blog, tulisan menjadi berkurang nilai kemenarikannya.Sayang kan...

Nah disinilah perlu adanya proofreading. Dari pada kita "menyewa" proofreader, lebih baik kita lakukan sendiri.

Apa bedanya MENGEDIT ?

Mengedit dan mengoreksi adalah langkah berbeda dalam proses merevisi teks. pengeditan dapat melibatkan perubahan besar pada konten,struktur,dan bahasa.

Proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi.

Menurut " penerbitdeepublish" ada beberapa langkah dalam melakukan pengeditan dan proofreading.

1. Pengeditan Konten

2. Pengeditan Baris

3. Menyalin Pengeditan

4. Proofreading

Langkah pertama

Merevisi draf awal teks, sering membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan,menambahkan,atau menghapus seluruh bagian.

Langkah ke dua

Merevisi penggunaan bahasa untuk mengomunikasikan cerita,ide atau argumen seefektif mungkin..Hal ini mungkin melibatkan perubahan kata,frasa dan kalimat serta penyusunan ulang paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

Langnkah ke tiga

Memoles kalimat individual untuk memastikan tata bahasa yang benar,sintaks yang jelas,dan konsistensi gaya. Salinan dari editor tidak mengubah konten teks,tetapi jika kalimat atau paragraf ambigu atau canggung,mereka dapat bekerjasama dengan penulis untuk memperbaikinya.

Langkah ke empat

Yaitu Proofreading:

1. Cek ejaan.

Ejaan ini merujuk ke KBBI,tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit.

2. Pemenggalan

kata-kata yang merujuk ke KBBI

3. Konsistensi nama dan ketentuan

4. Perhatikan judul bab dan penomorannya

Melakukan proofreadinng sesungguhnya kita bertindak sebagai pembaca dan menilai apakah karya tulis kita sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit. Harapannya setelah melewati tahapan proofreading, karya kita akan lebih mudah dipahami pembaca.

Memperlakukan tulisan sebelum diterbitkan (dipublikasikan) di blog

Meskipun blog itu milik pribadi dan bebas, pembaca anda juga harus diperhatikan. Tidak ada kesalahan penulisan (typo) ,penyingkatan kata, spasi, tanda baca akan  membuat pembaca nyaman. Tanda koma,titik,seru atau tanda tanya tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya. Cara mudah untuk memeriksanya dengan menekan tombol CTRL bersamaan dengan huruf F (CTRL+F), lalu ketikan tanda koma. Maka akan muncul highlight teks dengan warna kuning. Setelah itu periksa apakah ada spasi antara kata dengan koma. Hal yang sama bisa dilakukan untuk tanda baca yang lain,

Kesalahan kecil yang lain adalah penulisan di sebagai kata depan dan sebagai awalan. 

Maka dari itu perlu ketrampilan sedikit untuk membedakannya. Jika kata yang mengikuti di adalah verba atau kata kerja maka ditulis serangkai dan kata itu ada bentuk aktifnya yaitu jika diberi imbuhan me-

Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. Meskipun blog tidak mensyaratkan bahasa yang baku, tapi kita minimal wajib tahu dan menerapkannya.

Alat untuk melakukan proofreading versi narasumber ada 2.

1. PUEBI daring

2. KBBI daring

Demikianlah uraian materi yang disampaikan oleh narasumber. Sebagai closing statement beliau menyampaikan beberapa tips berikut ini.

Kalimat "pendek" biasanya lebih disukai. Mari kita rasakan. Beberapa kalimat pendek jauh lebih mudah dibaca, daripada membaca kalimat yang sangat panjang. Menggunakan kalimat pendek membuat subyek tetap jelas. Hal ini memungkinkan pembaca tulisan kita dapat menyerap informasi dengan jelas.


hari/Tanggal : Jum'at 07 Mei 2021

Pertemuan ke : 15

Tema               : Proofreading Sebelum Menerbitkan Buku

Narasumber     : Bapak Susanto,S.Pd

Gelombang      : 18


Jumat, 28 Mei 2021

Langkah Menyusun Buku

 

Trik Naskah Tembus Penerbit, Ikuti Langkah-Langkah Menjadi Penulis Handal!

Pertemuan ke-17 ini akan membahas materi tentang tahapan penulisan buku. Pembawa acara yaitu Ibu Rita Wati akan mendampingi narasumber dalam menyampaikan materinya. Orang hebat yang akan berbagi ilmu dan pengalaman kepada seluruh peserta pada malam ini adalah Bapak Yulius Roma Patandean, S. Pd. Sebelum memulai acara, Bu Kanjeng mewakili Omjay, dan seluruh relawan memberikan materi pengantar. Beliau mendorong seluruh peserta kelas untuk belajar menulis bersama PGRI untuk memanfaatkan waktu dan kesempatan belajar sebaik-baiknya. Sembari menikmati secangkir kopi, saya mencermati pembicaraan Bu Kanjeng kalimat demi kalimat. 




Kemudian Ibu Rita mengambil alih acara dan langsung memulai pertemuan malam ini. Masih sama seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya, beliau mengingatkan aturan dalam forum. Pertemuan dibuka dengan membaca Basmalah untuk peserta yang beragama Islam, dan bagi non-Muslim berdoa menurut keyakinan mereka masing-masing.

Informasi yang diberikan Bu Rita, Pak Yulius sedang menuju ke desanya di Tana Toraja, sehingga belum bisa mengikuti pembukaan pertemuan malam ini. Kendati demikian, Bu Rita menjelaskan bahwa materi dari Pak Yulius atau yang sering disapa dengan Pak Roma ini telah dipercayakan kepada tuan rumah. Oleh karena itu, meskipun nara sumber belum dapat kesempatan untuk bergabung dengan kami, namun Pak Roma tetap menuntaskan tanggung jawabnya dengan memberikan materinya. Luar biasa!

Sebelum Bu Rita membagikan materi, beliau mengirimkan dua tautan mengenai Pak Roma selaku narasumber pertemuan mala mini sebagai berikut.

Alamat blog Pak Roma: https://romadean.blogspot.com/2021/01/profil.

Kanal YouTube Pak Roma: https://www.youtube.com/RomaPatandean/.

Mengenal sosok Pak Roma sepertinya tidak cukup hanya dengan satu malam pertemuan saja, sebab begitu banyak kiprah beliau dalam dunia pendidikan. Pak Roma adalah pria muda kelahiran Tana Toraja pada tanggal 06 Juli 1984. 

Kembali mengenal sosok Pak Roma, beliau seorang guru Bahasa Inggris yang sudah melanglang buana untuk pindah tugas dinas di kabupaten Tana Toraja. Namun saat ini beliau menetap menjadi salah satu guru di SMAN 5 Tana Toraja. Tak cukup menjadi seorang guru, Pak Roma ini juga ternyata adalah seorang dosen muda. Waw! Sangat menginspirasi ya teman-teman!

Sebelum Bu Rita membagikan materi, beliau mengirimkan dua tautan mengenai Pak Roma selaku narasumber pertemuan mala mini sebagai berikut.

Alamat blog Pak Roma: https://romadean.blogspot.com/2021/01/profil.

Kanal YouTube Pak Roma: https://www.youtube.com/RomaPatandean/.

Mengenal sosok Pak Roma sepertinya tidak cukup hanya dengan satu malam pertemuan saja, sebab begitu banyak kiprah beliau dalam dunia pendidikan. Pak Roma adalah pria muda kelahiran Tana Toraja pada tanggal 06 Juli 1984. Meski terpaut jauh dengan usia saya yang sudah semakin tua, tapi bukan tua yang menyebalkan melainkan tua yang menyenangkan! Hehe…

Kembali mengenal sosok Pak Roma, beliau seorang guru Bahasa Inggris yang sudah melanglang buana untuk pindah tugas dinas di kabupaten Tana Toraja. Namun saat ini beliau menetap menjadi salah satu guru di SMAN 5 Tana Toraja. Tak cukup menjadi seorang guru, Pak Roma ini juga ternyata adalah seorang dosen muda. Waw! Sangat menginspirasi ya teman-teman!

Baginya, setiap penulis pasti memiliki naskah yang sudah dibuatnya. Pengambilan tema pun tentunya bermacam-macam sesuai dengan passion dan minat masing-maing penulis. Pak Roma memotivasi peserta dengan menyatakan bahwa impian setiap penulis untuk menerbitkan buku solo ber-ISBN pasti akan terwujud apabila penulis memperhatikan beberapa langkah dalam menyusun bukunya.

Ada delapan langkah mudah dalam menyusun buku menurut Pak Roma.

1. Miliki keyakinan yang kuat bahwa naskah yang telah ditulis merupakan naskah yang paling unik diantara semua buku yang telah diterbitkan.

2. Baca ulang urutan judul bab dan sub-bab yang ada dalam TOC (Table of Content).

3. Pastikan pengaturan kertasnya sudah tepat (ukuran A5) dan jumlah halaman sesuai dengan standar yang ditetapkan. Jumlah halaman isi buku paling sedikit 75 halaman.

4. Upayakan membuat buku solo dan usahakan agar ada kata pengantar dari orang lain di buku tersebut.

5. Tambahkan prakata sebagai penulis di bagian awal buku.

6. Cantumkan sumber gambar yang digunakan dan ada dalam buku yang hendak diterbitkan.

7. Lakukan proses editing dan finalisasi.

8. Baca ulang naskahnya agar dapat dipastikan bahwa tidak ada lagi yang kesalahan serta urutan atau anatomi buku sudah sesuai.

Bahkan untuk mendukung semangat para peserta dalam menulis, Pak Roma membagikan beberapa link yang dapat membantu kami dalam menyusun sebuah buku. 

1. Cara membuat judul, judul bab, dan sub-bab dalam buku secara otomatis

https://youtu.be/jXPr59aWJSc

2. Cara membuat indeks dalam naskah berbentuk buku

https://youtu.be/mS8bfNZT-rA

3. Cara membuat nomor halaman yang berbeda dalam satu file tulisan

https://youtu.be/OSjo5i9TgQE

4. Cara membuat daftar isi, kutipan, indeks, dan daftar pustaka secara otomatis

https://youtu.be/eePQwyHAcjw

Waktu terus berjalan, Bu Rita mengabarkan bahwa Pak Roma telah sampai di rumahnya dengan selamat sehingga beliau dapat bergabung bersama kami. Pak Roma lalu menempatkan dirinya sebagai mentor yang bijaksana dengan memberikan penguatan-penguatan di sesi tanya jawab.

Pak Roma menegaskan bahwa naskah yang biasa akan tampak lebih elegan jika ditulis dan disusun dengan rapi. Dengan demikian, maka naskah yang telah disusun rapi juga akan memikat penerbit untuk 'jatuh cinta' kepada karya yang kita buat. Sehingga pada akhirnya, penerbit tentu akan menerbitkan naskah kita. Bismillah semoga naskah saya juga bisa menjadi salah satu karya yang dapat dipinang penerbit! Aamiin…

Sedikit materi tambahan yang diberikan Pak Roma terkait tema tulisan. Menurutnya, jika ada beberapa tema yang telah ditulis namun tidak ada kaitannya dengan tema yang lainnya, maka tulisan tersebut boleh dikumpulkan menjadi satu buku berbentuk naskah “Bunga Rampai”. Wah ternyata apapun tulisan kita pasti bisa menjadi sebuah karya! Jadi ayo kita semangat menulis!

Pak Roma memberikan closing statementnya dengan menyimpulkan bahwa dalam menyusun sebuah naskah buku maka proses tersebut adalah momen menikmati tulisan. Untuk itu sebagai seorang penulis, haruslah menikmati setiap tahap demi tahap dalam menyatukan naskah-naskah buku kita.

Baiklah, akan saya coba untuk menikmati setiap tahap prosesnya dengan secangkir minuman kopi yang sudah mulai kandas. Dengan demikian, berakhirlah pertemuan ke-17 malam ini.

 

Waktu kegiatan: Senin, 24 Mei 2021

Resume ke      : 17

Tema               : Langkah Menyusun Buku

Narasumber     : Yulius Roma Patandean, S. Pd.

Gelombang      : 18





Poin Buku pada Kenaikan Pangkat PNS

  Alkhamdulillan  puji syukur kami panjatkan  ke Illahi Robbi, karena kami dipertemukan dengan orang orang hebat yang senantiasa membagi ilmunya tanpa pamrih. Kami  juga bersyukur karena mendapat kesempatan belajar bareng di grup 18 pelatihan menulis ini . Terimakasih kepada Omjay dan seluruh Instruktur yang telah memprakarsai dan membuat wadah untuk kami banyak belajar. Semoga semua jerih payah dan usaha beliau semua selalu mendapat balasan dan pahala dari  Alloh SWT, Aamiin.

Pada malam hari ini materi yang sangat menarik dan penting untuk kita cermati, terutama bagi para ASN yang  masih meniti karier untuk jenjang yang lebih tinggi. Tema malam hari ini adalah " Poin Buku pada Kenaikan Pangkat PNS" , yang disampaikan oleh Bapak Dr.H.Imron Rosidi, M.Pd.


Beliau lahir di Surabaya pada tanggal 10 Juni 1966. Banyak prestasi-prestasi yang beliau raih diantaranya  juara II dan III lomba Penulisan Buku tingkat Nasional, juara II Lomba Keberhasilan Guru (LKG) tingkat Nasional. Penulis artikel terbaik versi majalah Media Jatim selama 2 tahun berturut turut. Beliau juga terpilih sebagai pertukaran tokoh masyarakat  Indonesia-Amerika. Selain itu beliau merupakan Asesor  Kenaikan Pangkat Provinsi Jawa Timur, selain sebagai koordinator beliau juga tim penilai.

Malam ini sebagai moderator adalah Bapak Sucipto Ardi, beliau langsung mempersilahkan nara sumber untuk memulai materinya. 

Melalui Voicenote Bapak Imron membuka dengan salam dan selamat malam.

 Beliau menyampaikan untuk kenaikan pangkat perlu diingat bahwa buku yang ditulis harus sesuai dengan aturan yang ada di buku 4. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :

- Sistematika

- Jenis-jenis buku

- Angka kredit yang bisa diperoleh.

Buku untuk Kenaikan Pangkat ada dua jenis yaitu :

1. PUBLIKASI ILMIAH

 a. Buku Hasil Penelitian

Buku ini mengubah laporan penelitian menjadi bentuk buku.Ketika kita mengubah laporan menjadi bentuk buku tentunya tidak hanya kopypaste. Ada sistematika tertentu misalnya pada latar belakang dimasukkan di Bab I, Teori-teori dimasukkan di Bab II, dan untuk metode tidak perlu dimasukkan.
Buku hasil mengubah laporan penelitian yang beISBN atau ber BSNP mendapat AK 4. Buku hasil penelitian tidak hanya PTK saja, bisa berupa laporan hasil penelitian kualitatif, bisa laporan hasil eksperimen, atau laporan Penelitian Pengembangan.

b. Buku Pelajaran

Pada buku teks pelajaran berisi buku pengetahuan untuk bidang Ilmu atau mata pelajaran tertentu dan diperuntukkan bagi peserta didik pada satu jenjang pendidikan tertentu. Untuk buku ber ISBN harus lengkap jenjang SD untuk kelas 1 sampai kelas 3, dan kelas 4 sampai kelas 6, SMP untuk kelas VII,VIII dan IX, Sedangkan SMA dan SMK untuk kelas X,XI dan XII. Apabila buku itu ber BSNP AK 6 tiap buku, berISBN AK 3 , tetapi jika menulis buku hanya sekedar cetak  dan tidak diterbitkan dengan ber ISBN, maka masih dinilai dengan AK 1.

c. Buku Pengayaan

Pada buku pengayaan, dapat berupa :

- Modul/Diktat

Modul dan  Diktat berbeda pada tujuannya. Modul  bertujuan agar siswa dapat belajar mandiri seperti saat pandemi ini atau mahasiswa UT. Sedangkan Diktat bertujuan mempermudah pelajaran atau memperkaya materi.
Modul dan Diktat dibuat persemester. Nilai Modul /Diktat  yang hanya digunakan disekolah AK 0,5. Dalam pengajuan pangkat setiap pengajuan pangkat hanya boleh maksimal 3 modul  atau 3 tingkat. Modul yang tidak bisa dinilaikan adalah modul yang diambil dari internet dengan sistematika yang tidak sesuai aturan yang berlaku. Sehingga jika ingin mengambil modul dari internet harus mengubah sistematikanya terlebih dahulu. 

 - Buku Pendidikan
Buku bidang pendidikan  merupakan salah satu bentuk buku dalam publikasi ilmiah. Jenis buku ini paling sering diajukan oleh para guru. Apabila buku berISBN akan mendapat AK3 dan maksimal 3 buku yang diajukan.

- KaryaTerjemahan 
Karya terjemahan tidak harus dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia, bisa dari Bahasa Daerah ke Bahasa Indonesia, atau Bahasa Asing ke Bahasa Indonesia.Buku itu diterjemahkan karena benar-benar diperlukan untuk pelajaran. Dan ada bukti surat keterangan dari Kepala Sekolah yang menerangkan buku itu dibutuhkan dalam pelajaran. Pengajuannya dengan mengirimkan buku terjemahan bersama buku aslinya, atau buku aslinya boleh hanya wujud Cover dan daftar isinya saja. Nilai buku terjemahan AK 1

d. Buku Pedoman Guru

Buku pedoman guru jarang ditulis guru. Buku pedoman guru ini adalah semacam makalah yang berisi tentang rencana kerja tahunan guru. Bisa tahun ajaran atau tahun anggaran. Rencana kerja ini diketik di kertas A4 HVS dan dijilid biasa tidak perlu dibukukan.Setiap pengajuan kenaikan pangkat maksimal satu dengan AK 1,5.
Buku pedoman guru dilengkapi dengan lampiran-lampiran seperti contoh silabus,contoh rpp, promes,prota dan sebagainya. 

Untuk kenaikan golongan IV, publikasi Ilmiah bisa maksimal 100% atau tanpa karya inovatif.
Sedangkan karya inovatif, golongan IV maksimal 50% dari AK PKB yang dibutuhkan.

2. KARYA INOVATIF

a. Buku Kumpulan Puisi 
 Pada buku kumpulan puisi minimal satu penulis 20 karya puisi katagori sederhana, dan 40 karya puisi katagori kompleks.

b. Buku kumpulan Cerpen 
Pada buku kumpulan Cerpen minimal satu penulis 5 cerpen katagori biasa dan 10 cerpen katagori kompleks

Apabila mau ditulis bersama-sama maka nama bapak ibu tidak boleh lebih dari urutan  ke4 untuk bisa mendapat nilai angka kredit. Dan menulis cerpen atau puisi tidak harus guru bahasa Indonesia, guru mata pelajaran lain juga boleh. Apabila puisi atau cerpen yang diterbitkan di majalah bisa diajukan nilainya dengan cara dibuat kliping. Untuk cerpen minimal 5 cerpen yang diterbitkan, untuk puisi minimal 20 puisi yang diterbitkan. 

 c. Buku Novel
Untuk novel 1 penulis 1 novel katagori sederhana dan 2 novel katagori kompleks.

Untuk buku novel, satu buku harus ditulis oleh satu penulis, namun tidak menggugurkan kewajiban guru yang ingin naik golongan ke  4d . Guru yang mau naik jenjang tetap harus mempresentasikan karya tulisnya didepan dewan yuri dan harus mengikuti sidang UKG . 

Di waktu waktu yang akan datang guru yang akan naik jenjang tetap harus mengikuti sidang ujian kenaikan jenjang. Contohnya dari 3b ke 3c, dari guru pertama ke guru muda atau 3d ke 4a, dari guru muda ke guru madya.Sementara ini yang mengikuti ujian kenaikan jenjang hanya golongan 4c ke 4d. 
 
Demikianlah sesi materi yang sudah dijabarkan dengan sangat lengkap oleh Bapak Dr.Imron. 
Pada sesi tanya jawab saya mengajukan pertanyaan kaitannya nilai untuk produk media pembelajaran yang dibuat dimasa pandemi dengan memanfaatkan IT. Alkhamdulillah  untuk media pembelajaran yang dibuat dimasa PJJ bisa dinilaikan dengan cara dibuat laporannya. Beliau menyarankan untuk melihat bentuk -bentuk laporan dari berbagai media pada buku beliau yaitu:
Untuk lebih jelasnya saya lampirkan PPt beliau berikut ini.




    










Hari / Tanggal      : Jum'at, 28 Mei 2021
Pertemuan ke        : 19
Tema                    :  Poin Buku Pada Kenaikan Pangkat PNS
Nara Sumber        :  Dr.H.Imron rosidi, M.pd
Gelombang           : 18








Teknik Promosi Buku

Alkhamdulillah, pelatihan menulis gelombang 18 malam ini memasuki materi ke 18 . Nara sumber malam ini adalah Bapak Akbar Zainudin,MM,MJW dengan moderator ibu Aam Nurhasanah. Tema malam ini adalah Teknik Promosi Buku.


Dari moderator menyampaikan urutan acara malam ini seperti biasa, diawali dengan pembukaan , pemaparan materi, tanya jawab dan penutup. Untuk menyingkat waktu moderator Ibu Aam mempersilahkan kepada bapak Akbar Zainudin untuk memasuki kelas dan menyampaikan materi.

"Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat malam, salam sejahtera buat kita semua". Demikian bapak Akbar membuka kelas pelatihan malam ini. Sebelum memulai materi beliau memperkenalkan diri melalui profil beliau yang sangat menakjubkan dengan banyak karya dan pengalaman beliau.
                                                        

Beliau adalah  penulis buku Man Jadda Wajada. Dan buku ini sudah memasuki cetakan ke-13 dan beredar 55.000 eksemplar. Wow keren sekali. Kemudian setelah Man Jadda Wajada, beliau masih  menulis 15 buku lagi dari tahun 2010 sampai sekarang. 

Buku beliau tentang  menulis adalah UKTUB. Panduan Menulis Buku dalam 180 hari. Ini buku panduan menulis dari A sampai Z. Beliau menyarankan untuk para peserta bisa memiliki buku ini, karena ada 150an alamat penerbit yang bisa dikirimi naskah, anggota IKAPI.Kemudian beliau menulis buku yang terbaru yaitu buku The Power of Man Jadda Wajada. Buku ini semacam penyempurnaan dari Man Jadda Wajada seri pertama. 






Strategi Pemasaran Buku pada materi malam ini beliau ambil dari buku  UKTUB: Panduan Menulis buku dalam 180 hari.
Strategi pemasaran, termasuk buku terdiri dari empat hal, yang biasa disebut sebagai 4P, yaitu Product (Strategi Produk), Price (Strategi Harga), Place of Distribution (Distribusi), dan Promotion (Promosi). 

"Sebelum  kita bahas empat strategi di atas, maka yang perlu kita lakukan bahkan sebelum menulis adalah menentukan target audiens atau pembaca kita siapa. Karena strategi untuk anak-anak tentu saja berbeda dengan strategi untuk remaja, demikian juga untuk orang tua" demikian pak Akbar memulai penjelasannya.

1. STRATEGI PRODUK.

Ini sebenarnya lebih banyak menjadi tanggung jawab penerbit. Kita sebagai penulis lebih banyak memberikan masukan kepada penerbit siapa target pembaca kita dan apa kebutuhan mereka terhadap buku kita. Dengan demikian, konsep buku yang akan diterbitkan nanti menyesuaikan dengan kebutuhan dari target audiens. 
 
2. STRATEGI HARGA. 

Menentukan harga buku juga biasanya menjadi tanggung jawab penerbit. Pada dasarnya penentuan harga buku, ada dua strategi. Pertama, adalah harga buku secara umum. Dan Kedua adalah buku dijual dengan harga premium (lebih mahal dibandingkan buku biasa).
Harga buku bisa dijual lebih mahal jika mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan buku-buku yang lain. Misalnya hard cover, ditambah bonus-bonus (voucher seminar, workshop, dan lain-lain)

3. STRATEGI DISTRIBUSI

Distribusi secara umum dibagi menjadi dua: distribusi tradisional dan distribusi non tradisional. Distribusi tradisional adalah melalui toko-toko buku, baik toko-toko buku jaringan nasional maupun toko buku lokal. 
Sedangkan distribusi non tradisional, di antaranya adalah: 
1. Melalui MLM (Multilevel Marketing)
2. Melalui Penjualan Langsung
3. Melalui Marketplace/e-Commerce (Lazada, Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dll).

4. STRATEGI PROMOSI

Program promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa dilakukan adalah :

Pertama, Launching buku. Adalah program untuk meluncurkan buku baru. Bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana saja. Yang mengadakan bisa penerbit maupun penulis. Yang membiayai launching buku siapa? Bisa penerbit, bisa penulis. Kita perlu meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu menyelenggarakan program launching buku. 
Kalau di Gramedia, di toko-toko buku mereka ada tempat untuk launching buku. Kita bisa memanfaatkan tempat ini. Jadi kita promosikan acaranya, tempatnya di toko buku Gramedia.

Kedua, Bedah Buku. Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline. Offline artinya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya. 

Pokoknya, di semua tempat dan situasi yang memungkinkan, kita tawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita selenggarakan terus menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital. Bukan berapa orang yang hadir yang penting, tetapi direkam lalu diupload di Medsos acara kita. InsyaAllah akan semakin membuat orang mengenal kita.Yang lebih mudah sekarang ini adalah bedah buku secara online. Kita undang orang-orang untuk ikut acara bedah buku bersama kita. Bisa di FB, IG, WA Grup, Zoom, dan sebagainya.

Ketiga, melakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita. 
Seminar atau workshop ini, pertama-tama bolehlah dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan buku kepada para peserta. Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali. Kalau misalnya bisa offline, laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa offline, lakukan secara online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya.

Keempat, membangun komunitas. Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa. 
Komunitas membuat kita lebih dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam membeli buku. 

Kelima, membangun jaringan reseller. Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual.

Dewa Eka Prayoga, berhasil menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2 minggu melalui reseller ini. Tentu resellernya saja puluhan ribu, berbagai produk. Kalau kita sudah punya jaringan reseller, akan memudahkan kita menjual buku. 

Keenam, jualan di marketplace. Buka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita.  
Yang penting keberadaan kita dan buku kita ada. Itulah pentingnya ada di marketplace. Jadi kalau ada orang mencari judul buku kita, bisa ditemukan.

Ketujuh, memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk promosi buku. Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis. 

Dan jangan setiap hari isinya jualan. Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita. 
Sharing-sharing apa saja, kalau perlu sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap hari, semakin lama akan semakin ada ikatan dengan pembaca. Kalau sudah begitu, akan memudahkan kita dalam proses memengaruhi pikiran orang dalam membeli buku.

Jadi, pada dasarnya kita ini memengaruhi orang agar mereka mau menjadikan buku sebagai kebutuhan utama. Dan memang, membaca akan banyak membuka wawasan, pengetahuan, dan pilihan dalam mengambil keputusan. Dengan bersama-sama membangun kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku.
 
Demikianlah penjelasan materi dari narasumber kita malam ini yang telah dikupas tuntas. Apabila kurang jelas kita juga bisa menyimak penjelasan beliau melalui link : https://youtu.be/lZhAixv86wA

CATATAN PENUTUP

Sebagai catatan penutup beliau berpesan  sebagai seorang penulis, sebaiknya kita  bisa memiliki beberapa keterampilan yang akan membantu proses penjualan buku. 

Pertama, keterampilan berbicara yang baik di depan umum (public speaking). Agar pada saat kita ada acara ataupun rekaman di Medsos dan YouTube, menjadi menarik bagi calon pembaca.

Kedua, kemampuan copywriting (membuat kata menarik untuk promosi dan penjualan). Ini salah satu keterampilan paling penting untuk menjual pada Abad 21. 

Ketiga, pemanfaatan teknologi informasi. Bagaimana memanfaatkan media sosial seperti YouTube, WA, IG, Facebook, Zoom, Webex, Google Meet, dan sebagainya. Karena eranya sekarang seperti itu. Kalau kita bisa memanfaatkan dengan baik, hidup akan lebih mudah.
 Demikianlah materi pada malam hari ini, dan dilanjutkan dengan sesi tanyajawab yang sudah ditunggu oleh para peserta pelatihan. Semua pertanyaan mengnupas pengalaman beliau yang begitu berhasil menerbitkan buku buku yang sangat bermanfaat dan diminati oleh publik.
Acara pelatihan akhirnya ditutup dengan ucapan hamdalah  dan salam blogger inspiratif oleh ibu Aam Nurhasanah.



Hari/Tanggal         : Rabu, 24 Mei 2021
Tema                     :  Teknik Promosi Buku
Nara Sumber         :  Bapak Akbar Zainudin,MM,MJW
Gelombang            :  18





Rabu, 26 Mei 2021

Konsep Buku Non Fiksi

 Resume Pertemuan ke-16 “Hal Utama yang Perlu Diketahui dalam Menulis Buku Non Fiksi”

Pertemuan ke-16 kali ini diarahkan oleh Bu Aam Nurhasanah. Sebelum pertemuan di mulai, Bu Aam mengingatkan mengenai aturan yang berlaku selama perkuliahan sekaligus menyapa narasumber yang akan menjadi informan dalam perkuliahan malam ini. Aturan kelas yang berlaku tetap sama dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. 

Narasumber yang akan mengisi materi malam ini yaitu seorang guru dari Kediri yang bernama Bu Musiin, M. Pd. Ternyata beliau adalah salah satu jebolan kelas Om Jay belajar menulis bersama PGRI gelombang 8 dengan Bu Aam dulu. Sayangnya, Bu Musiin yang akrab disapa Bu Iin berhasil menuntaskan tugas di gelombang 8 sedangkan Bu Aam harus mengulang di gelombang 12.


Kendati demikian, tak kalah dengan Bu Iin, saat ini Bu Aam juga sudah berhasil meningkatkan kemampuan dirinya dan menciptakan banyak karya berbentuk buku. Tidak tanggung-tanggung, bahkan kini Bu Aam telah menjadi kurator beberapa buku antologi dan sukses menjadi pemenang dalam lomba guru blogger se-Indonesia. 

Masuk ke dalam materi yang akan dibahas oleh Bu Iin malam ini adalah terkait konsep buku non-fiksi. Sebelum beranjak ke materi tersebut, beliau bercerita tentang pengalaman menulis buku tandem dengan Prof Ekoji. Bahkan saat ini buku Bu Iin sudah terpajang di toko buku Gramedia seluruh Indonesia. Tak hanya Bu Iin, ada 8 teman seangkatan lainnya yang juga telah berhasil menerbitkan buku di penerbit Andi. Wah luar biasa!

Bu Iin mengatakan bahwa untuk memupuk minat dan rasa cinta dalam menulis, seorang penulis harus kembali pada niat awalnya. Alasan apa yang menjadi landasan seseorang itu ingin menjadi penulis. Berdasarkan pengalaman Bu Iin, ada tiga keinginan mendasar yang beliau miliki sebelum menjadi penulis, yaitu:

1. Ingin mewariskan ilmu dengan buku

2. Ingin memiliki buku solo yang terpajang di toko buku online maupun offline.

3. Ingin mengembangkan profesi sebagai guru.

Selain tiga poin di atas, motivasi dari dirinya sendiri juga berperan besar dalam prosesnya menuju seorang penulis. Ada beberapa quote dari tokoh-tokoh mendunia yang dijadikan sebagai motivasi Bu Iin dalam menulis. 

“Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah!” Imam Al-Gazali.

Selain quote tersebut, ada kalimat Pramoedya Ananta Toer yang juga dapat dijadikan sebagai pedoman kuat untuk menulis yaitu sebagai berikut berikut.




Melihat dua quotes tersebut membuat saya tersadar bahwa menulis adalah satu-satunya cara untuk menjadi bagian dari peradaban dunia. Tak hanya itu menulis juga merupakan salah satu cara untuk menjadi hidup selama-lamanya. Maka dari itu saya masih mengikuti kelas ini dan berusaha keras untuk dapat menyelesaikan tanggung jawab dengan membuat tugas resume setiap pertemuannya secara maksimal.

Semoga kerja keras saya ini dapat menjadi salah satu amalan ibadah yang akan bermanfaat ke depannya, aamiin. 

Lalu Bu Iin melanjutkan penjelasannya mengenai tiga pola dalam menulis buku non-fiksi, di antaranya adalah:

1. Pola Hierarkis, yang berarti bahwa menulis harus berdasarkan tahapan-tahapannya. Maksudnya ialah dalam penulisan karya harus dimulai dari hal yang mudah ke hal yang lebih sulit maupun dari konten yang sederhana hingga merambah ke dalam konten yang lebih kompleks. Sebagai contoh adalah buku pelajaran.

2. Pola Prosedural, yaitu pola menulis yang diurutkan berdasar pada langkah-langkah di dalam prosesnya. Misalnya adalah sebuah buku panduan.

3. Pola Klaster, pola yang terakhir ini merupakan pola penulisan yang disusun dari satu bagian ke bagian lainnya. Pola ini diterapkan berdasar poin per poin, misalnya dalam menulis buku kumpulan tulisan (antologi) dan buku berisi beberapa bab yang memiliki tema yang sama.

Lebih dalam, Bu Iin juga memaparkan tentang empat langkah dalam menulis buku non fiksi secara rinci sebagai berikut.

1. Kegiatan Pratulis

Ada beberapa tahapan menulis yang harus dilewati pada langkah pertama ini. Tepatnya terdapat 9 tahap yang dijelaskan oleh Bu Iin, di antaranya:

a. Menentukan tema

b. Menemukan ide

c. Merencanakan jenis tulisan

d. Mengumpulkan bahan tulisan

e. Bertukar Pikiran 

f. Menyusun daftar

g. Meriset

h. Membuat mind-mapping

i. Membuat kerangka

selanjutnya dibahas mengenai tema yang biasa dijadikan bahan dalam buku non fiksi adalah tentang pendidikan, keluarga, motivasi, parenting, dan lain sebagainya. Dalam menulis buku khususnya non fiksi, Bu Iin menjadikan channel YouTube pak Yulius Roma Patendean di https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be sebagai panduan yang tepat bagi penulis yang akan memulai karyanya.

Materi yang terdapat di dalam video tersebut membahas terkait istilah Anatomi Buku. Menurut Bu Iin, dengan berpijak pada nasehat pak Yulius, maka tulisan pada buku akan menjadi rapi dan tersusun secara sempurna.

Susunan atau anatomi buku tersebut adalah sebagai berikut:

a. Halaman judul

b. Halaman persembahan (boleh ada boleh tidak)

c. Halaman daftar isi

d. Halaman kata pengantar (opsional)

e. Halaman prakata

f.  Halaman ucapan terima kasih (jika ada)

g. Bagian atau bab-bab

h. Halaman lampiran (kalau ada)

i.  Halaman glosarium

j. Halaman daftar pustaka

k. Halaman indeks

l. Halaman tentang penulis

Luar biasa! Pemaparan yang begitu runtut dan lengkap! Mudah-mudahan informasi terkait anatomi buku ini akan bermanfaat untuk saya dan para penulis lainnya.

2. Menulis Draf

Langkah selanjutnya ini merupakan sebuah kegiatan menulis yang dilakukan dengan tanpa batasan. Hal yang perlu dicamkan adalah hanya menulis dan terus menulis. Terkait konsep tulisan yang akan dituangkan melalui media tulis yakni dengan prinsip kebebasan. Kesempurnaan tulisan tidak begitu penting untuk diperhatikan dalam tahap kedua ini. Akan tetapi lebih difokuskan kepada penulisan ide dan gagasan sang penulis sendiri.

3. Merevisi Draf

Pada tahap ketiga ini, penulis harus melakukan revisi atau perbaikan terhadap sistematika maupun struktur tulisan serta cara penyajiannya. Selain itu, penulis juga harus memeriksa keseluruhan gambaran umum dari naskah yang telah ditulis.

4. Menyunting Naskah

Langkah ini merupakan hal terakhir yang harus dilakukan dalam menulis buku non fiksi. Yaitu penulis harus menyunting naskah karyanya berdasarkan pada KBBI dan PUEBI. Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam proses menyunting naskah, di antaranya: 

a. Ejaan

b. Tata Bahasa

c. Diksi

d. Data dan fakta

e. Legalitas dan norma

Biasanya dalam proses menulis ada beberapa hambatan yang sering ditemukan oleh penulis sendiri yaitu terkait pada hambatan waktu, kreativitas, teknis, tujuan, dan psikologis.

Kendati demikian, Bu Iin juga memberikan solusi yang tepat bagi hambatan-hambatan tersebut dengan membagikan beberapa tips kepada peserta.

Berikut cara mengatasi hambatan dalam menulis menurut Bu Iin, yaitu:

1. Banyak membaca.

2. Mencari inspirasi di lingkungan sekitar.

3. Disiplin menulis setiap hari.

4. Pergi ke pasar dan memasak.

Cara terakhir yang disebutkan Bu Iin ini didasarkan pada hobinya yang suka memasak. Sehingga dengan melakukan aktivitas memasak, Bu Iin bisa kembali semangat untuk menulis lagi. Karena memasak adalah salah satu mood-booster baginya dalam menulis. 

Lalu hal apakah yang bisa mengembalikan mood Anda? Apakah sama dengan Bu Iin yang gemar dengan memasak? Yuk kenali lebih dalam diri kita! Carilah kegiatan yang membuatmu senang!

Sayangnya pertemuan pada malam ini saya tidak sempat mengajukan pertanyaan ke narasumber karena satu dan lain hal sebagai tanggung jawab yang tidak bisa ditinggalkan. Namun akan saya pastikan bahwa tak ada satu pembahasan pun yang terlewati. Karena sudah menjadi kewajiban saya untuk mengikuti kelas perkuliahan menulis ini dengan penuh tanggung jawab.

Semoga apa yang kita lakukan saat ini dapat dinilai sebagai salah satu ibadah kepada Allah SWT dan dapat mendatangkan keberkahan dalam hidup kita semua. Aamiin...

Terakhir, tak lupa saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bu Iin sebagai narasumber dan Bu Aam selaku moderator yang telah meluangkan waktunya untuk mengedukasi kami. Informasi yang diberikan dalam pertemuan kali ini sangat bermanfaat bagi kami sebagai penulis pemula. Tak ada yang dapat kami berikan selain doa terbaik kepada Allah SWT, semoga Bu Iin dan Bu Aam diberikan keberkahan hidup di dunia dan akhirat. Aamiin.

 

Hari/Tanggal        : Jum'at 21 Mei 2021

Pertemuan ke        : 16

Tema                     :  Konsep Buku Non Fiksi

Nara Sumber         : Ibu Musiin, M.Pd

Gelombang            : 18


Minggu, 02 Mei 2021

Kiat-kiat Jitu Menjadi Penulis Handal dan Tembus Penerbit Mayor

 

Pertemuan ke-12 kali ini sebagai moderator adalah Mr.Bams  dengan narasumber Bapak Joko Irawan Mumpuni dari Penerbit Mayor. Beliau merupakan Direktur Penerbit ANDI, Ketua I, IKAPI DIY, sekaligus seorang penulis buku bersertifikat BNSP dan merupakan Assesor BNSP. Materi kali ini akan cukup menarik karena akan membahas mengenai cara menulis sebuah buku yang baik supaya dapat diterima penerbit.


Sebelumnya perlu diketahui bahwa ada dua jenis buku yang beredar di pasar luas yaitu yang pertama buku teks dan buku non teks. Buku teks sendiri juga dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu buku pelajaran dan buku perguruan tinggi. Buku pelajaran dibagi berdasarkan kelas yaitu SD hingga SMA, tidak seperti buku perguruan tinggi yang dibagi berdasarkan eksak dan non eksak. Sedangkan buku non teks juga dibagi menjadi dua yaitu fiksi dan non fiksi.

Berikut ini dijabarkan beberapa contoh jenis buku yang sudah diterbitkan, yang pertama satu judul buku ditulis oleh satu penulis, lalu satu judul buku ditulis oleh lebih dari satu penulis, buku yang diterbitkan dengan kerjasama dengan banyak lembaga, ada juga buku yang bekerjasama dengan kampus, dan yang terakhir ada satu judul buku ditulis konsorsium penulis.







Bapak Joko memberikan beberapa referensi buku tersebut sebagai bahan motivasi dan acuan guru-guru semua yang mengikuti pelatihan ini untuk mulai produktif dan semangat menulis. Karena beliau mengatakan bahwa, “tidak ada guru yang tidak bisa menulis, yang ada adalah guru yang malas menulis”. Bapak Joko juga mengilustrasikan hal tersebut melalui gambar berikut ini.



Bapak Joko juga menjelaskan bahwa lembaga Penerbitan adalah suatu lembaga yang bersifat profitable di mana memang tujuan akhirnya adalah mengambil keuntungan. Hal ini memang menjadi tujuan utama sebagai salah satu bisnis yang dijalaninya untuk menyambung kehidupan dan juga membayar karyawan mereka. Oleh karena itu tidak mungkin sebuah Penerbit akan menerima buku yang tidak akan laku di pasaran. Sebab hal itu hanya akan mendatangkan kerugian baginya.

Secara singkatnya dari ilustrasi di atas yaitu dalam ekosistem penerbitan ada empat bagian yaitu penerbit, penyalur, pembaca/target market, terakhir adalah penulis. Jika sebuah buku berhasil diterbitkan maka yang mendapatkan untung adalah market placenya seperti Gramedia yang sudah mengambil untuk kurang lebih 40% dari harga jualnya. Sedangkan penulis hanya akan mendapat kurang lebih 5% dari harga jual dan yang terakhir penerbit yang hanya mendapat keuntungan 3% dari harga jual dengan resiko yang lebih besar. Penerbit yang akan menanggung resiko terbesar dari laku atau tidaknya sebuah buku yang dijual di pasaran. Sebab penulis hanya akan berkurang royaltinya saja jika bukunya tidak laku terjual.

Ada beberapa hambatan tentang literasi negara kita jika dibandingkan dengan negara lain, di Indonesia masih sangat jauh. Sebab minat baca bangsa timur itu masih rendah, karena kebanyakan orang Indonesia memiliki kecenderungan untuk menonton. Maka dari itu tayangan TV dan juga Youtube saat ini sangat laris di Indonesia. Selain itu, minat bangsa kita itu bukan menulis tetapi lebih cenderung untuk mengobrol dengan orang lain. Sehingga sangat sulit untuk bisa mengubah kebiasaan tersebut karena sudah menjadi suatu budaya.

Maka dengan adanya pelatihan seperti ini diharapkan mampu mengubah kebiasaan-kebiasaan tersebut menjadi lebih produktif. Sebab orang yang pintar menulis biasanya karena dia sering membaca buku. Orang yang memiliki minat baca tinggi akan menghasilkan tulisan yang baik.

Hambatan selanjutnya adalah apresiasi hak cipta, maksudnya adalah buku-buku best seller yang laris di Indonesia saat ini rawan sekali beredar bajakannya. Terlebih ada terbitan berupa e-book yang dapat dilihat melalui internet. Hal ini tidak bisa dikendalikan lagi oleh penerbit karena menyangkut mental dan budaya orang Indonesia sendiri.

Selanjutnya Bapak Joko menjelaskan proses sebuah naskah hingga menjadi buku dengan bagan sebagai berikut.



Dari bagan tersebut pertama penulis mengirimkan naskah kepada penerbit yang akan dinilai. Jika naskah tersebut dirasa akan laku dan menguntungkan maka naskah diterima. Lalu penerbit memberikan surat pemberitahuan permintaan untuk mengirimkan softcopy naskah secara utuh serta menandatangani surat perjanjian tersebut di atas materai yang sudah ditempelkan. Jika naskah sudah dikirim maka penerbit akan melakukan pengeditan terlebih dahulu sampai proses setting. Setelah proses setting selesai maka akan dibuat cover dan dibuat dami yaitu buku cetakan satu saja yang menyerupai buku aslinya untuk dikirim kepada penulis supaya dikoreksi agar tidak ada kesalahan yang fatal. Proses terakhir yaitu buku dikirim kembali ke penerbit untuk dicetak dan dipasarkan.

Lalu Bapak Joko juga menjelaskan bagaimana cara memilih penerbit buku yang baik adalah melihat jaringan pemasarannya yang terpenting. Pilih penerbit yang memiliki jaringan pemasaran nasional, kemudian kejujuran dalam pembayaran royalty. Karena penulis tidak tahu rekap penjualan semuanya, sehingga sangat perlu untuk mencari penerbit yang jujur dan dapat dipercaya.



Selain itu, penulis juga wajib mengetahui ciri-ciri penerbit yang harus diwaspadai. Sebab kini marak beredar oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang mengaku sebagai penerbit padahal mereka hanyalah seorang broker naskah yang mencari naskah untuk dijual ke penerbit dan akan merugikan penulis tersebut. Karena selain rugi finansial, penulis akan merugi karena nama penulis tidak akan dicantumkan di bukunya sendiri, melainkan nama orang lain yang telah membelinya.

Selanjutnya ada 4 hal yang akan diperoleh penulis saat tulisannya berhasil diterbitkan yaitu kepuasan, reputasi, karir, dan uang. Pertama peningkatan finansial akan diperoleh dari royalty individual dan rombongan. Kerja sama antara penulis dan penerbit sebenarnya tidak hanya royalty, tetapi juga dengan dijual putus atau dikontrak sesuai perjanjian awal. Selain itu penulis akan mendapat keuntungan lain yaitu memiliki kepopularitasan dan reputasi yang akan menambah rejeki pemasaran bukunya. Sebab dia akan sering menjadi pembicara di seminar-seminar bergengsi.

Berikutnya juga dijelaskan mengenai sistem penilaian penerbitan yaitu dengan bagan berikut. Terkadang penerbit tidak akan melihat bagaimana bobot editorial naskah yang kurang lebih hanya berpengaruh 10%, jika peluang potensi pasar dalam tulisan tersebut dirasa besar yaitu 50%-100%. Sebab hal ini yang akan membuat buku tersebut laku di pasaran dan mendapat keuntungan besar. Selanjutnya ada bobot keilmuan 30% dan reputasi penulis 10%.

Dari kriteria tersebut ada empat macam naskah yang akan diterbitkan yaitu yang pertama tema tak popular penulis popular (melihat reputasi penulis), kedua tema popular penulis popular (paling disukai penerbit), tema popular penulis tak popular (penulis baru), terakhir tema tidak popular dan penulis tidak popular (buku ini yang biasanya akan ditolak penerbit).

Materi yang disampaikan Bapak Joko dalam pertemuan kali ini sangat bermanfaat bagi guru-guru yang mengikuti pelatihan. Sebab dengan informasi dan pengetahuan yang diberikan oleh beliau, membuat kami terpacu untuk memulai produktif dalam menulis dan berkarya. Memasuki sesi tanya jawab, Pak Joko menjawab salah satu pertanyaan peserta dengan memberi arahan jika untuk menerbitkan buku solo pertama kali alangkah lebih baik membayar sendiri. Sebab dengan mencetak buku sendiri dan disebarluaskan kepada rekan-rekan yang lain maka akan membuat pangsa pasar baru. Sehingga untuk karya yang kedua dan selanjutnya kita sudah memiliki pasar sendiri untuk menjual buku kita.

Beliau juga menjelaskan bahwa Penerbit ANDI bisa saja menerbitkan autobiografi. Akan tetapi dengan catatan bahwa autobiografi tersebut adalah tokoh-tokoh nasional yang terkenal. Sebab autobiografi biasanya bukan berupa tokoh, hal ini yang membuat penerbit berpikir dua kali untuk menerbitkannya. Bapak Joko juga memberi saran kepada Omjay yang bertanya hal tersebut bahwa jika ingin menulis autobiografi pilihlah judul yang inspiratif sehingga menarik perhatian pembaca meskipun isinya biografi.

Selanjutnya Bapak Joko juga memberitahu kisaran halaman yang sesuai dengan judul buku. Beliau mengatakan jika jumlah halaman sebuah buku harus sesuai dengan judulnya. Sesi tanya jawab pun sudah selesai. Ibu Rita sebagai pembawa acara juga mempersilakan Bapak Joko untuk memberikan closing statement.

Sampailah di penghujung acara yang ditutup dengan statement Bapak Joko sebagai berikut, “jika ada lima ekor burung hinggap di dahan, tiga di antaranya ingin terbang. Maka berapakah jumlah burung yang masih hinggap di pohon? Jawabannya adalah lima, karena yang tiga belum terbang melainkan baru ingin. Sama halnya dengan pertanyaannya berapa yang ingin menjadi penulis yang sudah menulai menulis? Tidak hanya ingin menulis.”



 Hari,tanggal     : Jum'at, 30 April 2021

Pertemuan ke    :  12

Tema                 :   Penerbit Mayor

Nara Sumber     :   Bapak Joko Irawan Mumpuni

Gelombanng      :   18



KMAC#6. DARI KOPRAL JONO HINGGA MAYOR JONO

  KMAC#6. DARI KOPRAL JONO HINGGA MAYOR JONO Ini adalah kisah perjalanan hidupku selama mendampingi suami yang seorang anggota TNI-AD. Disin...