Minggu, 30 Mei 2021

Proofreading Sebelum Menerbitkan Buku


Alkhamdulillah,puji syukur saya masih dapat membuat resume  pertemuan ke 15. Walau dengan hambatan-hambatan yang mulai menyita waktu, tetapi saya mempunyai tekad kuat ingin mendapatkan mahkota penulis. Hal inilah yang  membuat  saya mulai membangun semangat pada diri sendiri untuk kembali menyelesaikan tugas yang tertunda ini.

Pertemuan kali ini dimoderatori oleh Ibu Rita Wati dan Nara sumber Bapak Susanto,S.Pd. Tema hari ini adalah "Proofreading Sebelum Menerbitkan Buku"


Sedikit mengenal narasumber kita, Bapak Susanto,S.Pd yang akrab disapa dengan Pak.D . Beliau alumni Belajar menulis gelombang 15 dan guru di SD N Mardiharjo Kab.Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan.

Memulai acara moderator membuka dengan berdoa bersama, untuk yang beragama Islam di buka dengan bacaan Basmalah. Dan tak lupa sesi siang ini juga di bagi menjadi 4, sesi pembukaan, sesi materi , sesi tanya jawab dan sesi penutup. 

Tiba waktunya,moderator mempersilahkan narasumber menyampaikan materinya. Bapak Susanto membuka acara  dengan ucapan Assalamu'alaikum, dan salam sejahtera untuk Bapak Ibu guru Hebat .

Sebenarnya beliau merasa nerves karena banyak peserta dari gelombang 18 bukanlah penulis pemula, melainkan para pemenang lomba karya tulis dan penulis yang banyak menerbitkan buku. Namun demikian karena diberi kesempatan untuk membersamai bapak ibu guru, maka beliau mengajak bersama belajar dan bersama memperbaiki tulisan kita , atau tulisan di blog kita  agar tulisan kita enak dibaca dan para pembaca yang menikmati tulisan kita merasa nyaman.

Apa itu PROOFREADING ?

Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan.

Kegiatan ini adalah kegiatan akhir setelah tulisan selesai. Hal ini sesuai dengan nasehat para pakar menulis " tulis saja jangan pedulikan teknis, salah nggak papa mumpung ide menulis masih mengalir.Jika sudah selesai, barulah kita lakukan editing"

Maksud hati membuat tulisan yang menarik, tetapi akibat kurang cermat dalam pengetikan tulisan di blog, tulisan menjadi berkurang nilai kemenarikannya.Sayang kan...

Nah disinilah perlu adanya proofreading. Dari pada kita "menyewa" proofreader, lebih baik kita lakukan sendiri.

Apa bedanya MENGEDIT ?

Mengedit dan mengoreksi adalah langkah berbeda dalam proses merevisi teks. pengeditan dapat melibatkan perubahan besar pada konten,struktur,dan bahasa.

Proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi.

Menurut " penerbitdeepublish" ada beberapa langkah dalam melakukan pengeditan dan proofreading.

1. Pengeditan Konten

2. Pengeditan Baris

3. Menyalin Pengeditan

4. Proofreading

Langkah pertama

Merevisi draf awal teks, sering membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan,menambahkan,atau menghapus seluruh bagian.

Langkah ke dua

Merevisi penggunaan bahasa untuk mengomunikasikan cerita,ide atau argumen seefektif mungkin..Hal ini mungkin melibatkan perubahan kata,frasa dan kalimat serta penyusunan ulang paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

Langnkah ke tiga

Memoles kalimat individual untuk memastikan tata bahasa yang benar,sintaks yang jelas,dan konsistensi gaya. Salinan dari editor tidak mengubah konten teks,tetapi jika kalimat atau paragraf ambigu atau canggung,mereka dapat bekerjasama dengan penulis untuk memperbaikinya.

Langkah ke empat

Yaitu Proofreading:

1. Cek ejaan.

Ejaan ini merujuk ke KBBI,tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit.

2. Pemenggalan

kata-kata yang merujuk ke KBBI

3. Konsistensi nama dan ketentuan

4. Perhatikan judul bab dan penomorannya

Melakukan proofreadinng sesungguhnya kita bertindak sebagai pembaca dan menilai apakah karya tulis kita sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit. Harapannya setelah melewati tahapan proofreading, karya kita akan lebih mudah dipahami pembaca.

Memperlakukan tulisan sebelum diterbitkan (dipublikasikan) di blog

Meskipun blog itu milik pribadi dan bebas, pembaca anda juga harus diperhatikan. Tidak ada kesalahan penulisan (typo) ,penyingkatan kata, spasi, tanda baca akan  membuat pembaca nyaman. Tanda koma,titik,seru atau tanda tanya tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya. Cara mudah untuk memeriksanya dengan menekan tombol CTRL bersamaan dengan huruf F (CTRL+F), lalu ketikan tanda koma. Maka akan muncul highlight teks dengan warna kuning. Setelah itu periksa apakah ada spasi antara kata dengan koma. Hal yang sama bisa dilakukan untuk tanda baca yang lain,

Kesalahan kecil yang lain adalah penulisan di sebagai kata depan dan sebagai awalan. 

Maka dari itu perlu ketrampilan sedikit untuk membedakannya. Jika kata yang mengikuti di adalah verba atau kata kerja maka ditulis serangkai dan kata itu ada bentuk aktifnya yaitu jika diberi imbuhan me-

Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. Meskipun blog tidak mensyaratkan bahasa yang baku, tapi kita minimal wajib tahu dan menerapkannya.

Alat untuk melakukan proofreading versi narasumber ada 2.

1. PUEBI daring

2. KBBI daring

Demikianlah uraian materi yang disampaikan oleh narasumber. Sebagai closing statement beliau menyampaikan beberapa tips berikut ini.

Kalimat "pendek" biasanya lebih disukai. Mari kita rasakan. Beberapa kalimat pendek jauh lebih mudah dibaca, daripada membaca kalimat yang sangat panjang. Menggunakan kalimat pendek membuat subyek tetap jelas. Hal ini memungkinkan pembaca tulisan kita dapat menyerap informasi dengan jelas.


hari/Tanggal : Jum'at 07 Mei 2021

Pertemuan ke : 15

Tema               : Proofreading Sebelum Menerbitkan Buku

Narasumber     : Bapak Susanto,S.Pd

Gelombang      : 18


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KMAC#6. DARI KOPRAL JONO HINGGA MAYOR JONO

  KMAC#6. DARI KOPRAL JONO HINGGA MAYOR JONO Ini adalah kisah perjalanan hidupku selama mendampingi suami yang seorang anggota TNI-AD. Disin...