Kemarin sore seperti biasa saya duduk di teras sambil santai menunggu suami pulang kerja. Pukul 17.05 WIB terdengarlah suara khas mesin motor kenangan anakku ( karena anaku sudah berpulang kerahmatulloh), pertanda suamiku pulang. Dengan senyum yang kubuat semanis madu, akupun menyambutnya. Namun dengan langkah gontai suamiku berkata bahwa besok supaya membawa tumpeng untuk diantar ke Polsek dalam rangka hari Bhayangkara ke-75. Katanya tadi pagi mau pesan kelupaan.
Saling kirim tumpeng dihari jadi adalah tradisi di kantor suamiku yang berdinas di Koramil. Jadi saat HUT TNI maka dari dinas Polsek pun kirim tumpeng ke Koramil sebagai ungkapan kasih sayang dan saling mendoakan. Hal ini bertujuan agar tercipta hubunngan yang baik dan sinergis dalam mengemban tugas di lapangan. Bersama mengayomi dan mengamankan wilayah, sehingga tercipta situasi yanng aman dan kondusif di lingkungan masyarakatnya.
Sayapun mulai berfikir keras, sore hari bagaimana saya bisa dapat belanjaan padahal pasar sudah tutup. Sudah dua hari ini pasar hanya buka setengah hari karena situasi covid yang semakin merajalela. Seakarang hanya mengandalkan logistik yang ada di kulkas saja. Alhamdulillah kemarin pagi sempat belanja di tukang sayur keliling yang biasa berkeliling di depan sekolah kami.
Mulailah saya meracik bumbu-bumbu untuk masakan besok hari. Yang bisa saya kerjakan sore itu langsung saya kerjakan. Alhamdulillah saya pelihara beberapa ayam dan unggas di halaman belakang sehingga untuk membuat ingkung tinggal menangkap ayamnya sendiri.
Memasak ingkung adalah pekerjaan yang spesial, tidak semua orang bisa. Alhamdulillah saya dulu belajar bersama ibu saya untuk membuat ingkung. Mulai membentuk ayamnya agar berbentuk dan bisa berdiri, membuat bumbunya, sampai memasak biar tidak hancur atau berantakan bentuk ingkungnya.
Setelah selasai kemudian saya membuka kulkas apa yang bisa saya olah, dan ternyata ada tempe, taoge, slada, sawi, udang, dan tahu. Alhamdulillah cukuplah untuk menu tumpenngnya. Untuk menambah fariasi sayuran saya memetik daun kenikir ( suring )di halaman rumah.
Mulai malam beranjak, sayapun tak bisa tidur memikirkan tumpeng takut kesiangan, karena suami sudah berpesan mau berangkat pukul 06.30 WIB. Berarti saya harus sudah siap pukul 06.00WIB.
Pukul 02.00 WIB saya terbangun dan langsung menuju ke dapur untuk memasak. Yang pertama saya lakukan adalah mulai membuat tumpeng nasi kuning, Ilmu membuat nasi kuning juga saya dapatkan dari ibu saya, mulai menyiapkan kunyitnya, santannya dan cara membuat aronan. Sungguh warisan ibu yang sangat berharga.
Sayapun jadi kangen ibu ingat semasa masih hidup, memasak bersama sambil memberi wejangan untuk saya. Ibuu jasamu tak terbalaskan, kasih sayangmu selalu kurasakan. Peluk hangatmu selalu hadir dalam kenangan. Senyumu terukir dalam keabadian.
Setelah semua masakan matang mulailah membentuk tumpeng dan menghiasnya. Cara menghias tumpeng saya dapatkan saat saya hidup di asrama militer. Dulu setiap memperingati Hari Kemerdekaan, kita mengadakan tasyakuran dengan membawa tumpeng untuk dilombakan, setelah dinilai baru dimakan bersama-sama. Saat itulah kita beramai-ramai membuat tumpeng, saling membantu dan saling memberi ide. Banyak tips membuat tumpeng yang saya dapat. Sungguh kenangan yang membahagiakan. Kapankah kenangan ini dapat terulang lagi ?. Semoga pandemi di Negri ini cepat berlalu Ya Alloh ...
Semua ketrampilan memasak saya dapat dari siapa saja dan di mana saja. Dahulu serasa belum bermanfaat, tapi saat darurat seperti sekarang ini, sungguh ilmu itu sangat bermanfaat. Kita tidak bisa mengandalkan catering atau warung-warung makan.
Memanfaatkan halaman rumah juga sangat menguntungkan. Kita bisa menanam sayuran dan memelihara ternak. Walau hanya untuk kebutuhan keluarga saja tetapi sangat berharga. Apalagi disaat darurat seperti saya sekarang ini dapat sangat membantu.
Bangga rasanya dapat mendukung tugas suami, walau sederhana namun sangat bermakna. Walau sekedar tumpeng tapi wujud perhatian dan kasih sayang dapat menciptakan rasa kekeluargaan yang erat. Terjalin kerja sama yang harmonis menjaga kestabilan keamanan lingkungan bersama.
Selamat hari Bhayangkara ke-75 , semoga selalu jaya !
Keren tumpengnya.Hiasannya juga ok. Pokoknya bu Mulyo memang jagonya masak...
BalasHapusMakasih bu, nyoba nulis apa aja
BalasHapus