Jumat, 04 Juni 2021

Kiat Menulis Cerita Fiksi


Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin saya ucapkan atas segala puji bagi Allah yang telah memberikan kenikmatan kepada kami untuk belajar menulis di pertemuan yang ke-13 ini. Pertemuan di siang ini kami kembali mengikuti Pelatihan Belajar Menulis Gelombang 18. Tema yang akan dipelajari pertemuan ke-13 saat ini mengenai "Kiat Menulis Cerita Fiksi". Pak Sudomo, S.Pt. akan hadir sebagai narasumber pertemuan ini dengan dipandu oleh Ibu Kanjeng atau Ibu Sri Sugiastuti sebagai pembawa acara.



Bu Kanjeng langsung membuka acara pada siang hari ini tepat pukul 13.00. Sembari menunggu narasumber bersiap diri, Bu Kanjeng memperkenalkan profil Pak Sudomo, S.Pt. kepada peserta. Beliau lahir di Sukoharjo pada tanggal 27 Maret 1975, yang terkenal dengan Momo DM sebagai nama penanya. Saat ini profesi yang ditekuni Pak Sudomo adalah sebagai guru IPA di SMP Negeri 3 Lingsar, Lombok Barat. Akan tetapi, Pak Sudomo ternyata adalah salah satu lulusan Universitas Diponegoro jurusan Peternakan.

Tak hanya itu, Pak Sudomo juga telah menghasilkan berbagai macam karya buku. Berdasarkan biodata yang diberikan, ada 10 buku fiksi dan 2 buku non-fiksi yang telah digarapnya. Selanjutnya, beliau juga telah meraih banyak penghargaan dalam lomba menulis, baik itu puisi, cerpen, review, novel, dan cerita rakyat. Begitu pun dengan lomba menulis lainnya yang berkaitan dengan pendidikan seperti PTK dan desain pembelajaran. Wah luar biasa! Kiprah Pak Sudomo ini bisa saya jadikan semangat untuk terus menulis!

Kini kami beranjak pada penyampaian materi oleh Pak Sudomo yang telah siap memberikan pengalaman dan ilmu yang dimilikinya. Sebelum memperkenalkan diri, Pak Sudomo mengawali pertemuan ini dengan memberi salam kepada peserta. Lalu beliau melanjutkannya dengan menceritakan awal mula menyukai kegiatan menulis fiksi meskipun seorang guru IPA.

Kecintaannya pada menulis fiksi semakin berkembang ketika beliau mengikuti pelatihan menulis gelombang 16. Pak Sudomo juga mengakui bahwa fiksi sudah menjadi sebuah passion untuknya. Maka dari itu, ketika menjadi peserta diwajibkan membuat resume, beliau menuliskannya dengan gaya fiksi. Sebab sudah sejak tahun 2011 beliau menekuni dunia fiksi sebagai sebuah karya yang menarik.

Bahkan Pak Sudomo merupakan anggota dari salah satu komunitas penulis fiksi. Dalam komunitas tersebut, beliau juga sering berdiskusi dengan para penulis fiksi dan mengikuti pelatihan-pelatihan kelas menulis fiksi serta sering membuat antologi buku fiksi. Sampai di tahun yang sama, Pak Sudomo membuat karya buku fiksi pertamanya dengan judul "Cermin". Buku ini merupakan sebuah kumpulan cerita kilat, 123 kata, dengan tema besarnya tentang "Ibu".

Perjalanan proses kreatif dalam menulis cerita fiksi Pak Sudomo masih terus berlanjut, hingga pada tahun 2017 beliau mulai menekuni menulis cerpen. Pada mulanya, beliau mencoba berduet dengan seorang penulis cerpen bernama Irit Sibarani hingga berhasil menerbitkan sebuah buku kumpulan cerpennya di penerbit Media Kita.

Masih di tahun yang sama, Pak Sudomo akhirnya memutuskan untuk memulai beralih pada genre baru yaitu cerita anak. Hingga beliau menerbitkan buku berjudul "Pahlawan Anti Korupsi" yang diterbitkan oleh penerbit MNC grup Gramedia. Meski pada akhirnya, yang disetujui oleh editor hanya 12 cerita. Namun, beliau diminta menjabarkan 9 nilai anti korupsi yang ada menjadi 27 cerita. Masuk pada inti materi, Pak Sudomo memaparkan tentang kiat menulis cerita fiksi.

Sebagai penjelasannya, Pak Sudomo membaginya dengan beberapa pertanyaan:

1. Mengapa Belajar Menulis Cerita Fiksi?

Mengapa hal ini penting dilakukan oleh semua guru, padahal jika dipikir ulang ada guru Bahasa Indonesia yang lebih berkompeten untuk mengajarkannya. Berikut alasan utamanya menurut pak Sudomo dapat dilihat pada gambar berikut ini:


2. Apa Syarat Bisa Menulis Cerita Fiksi?

Peserta diarahkan pada kriteria atau persyaratan yang harus dimiliki agar bisa menulis cerita fiksi yang dipaparkan melalui jawabannya berikut:


3. Apa Saja Bentuk Cerita Fiksi?

Ada beberapa jenis cerita fiksi yang dapat kita pelajari untuk menentukan passion masing-masing dalam menulis fiksi. Berikut pembagian kelompok cerita fiksi lengkap dengan ciri-cirinya.




4. Apa Saja Unsur Pembangun Cerita Fiksi?

Secara umum unsur-unsur pembangun cerita fiksi dapat dipelajari berdasarkan gambar berikut.


Lebih lanjut, Pak Sudomo menjabarkan pengertian dari tiap unsur di atas:

a. Tema, merupakan ide pokok cerita. Pilihlah tema yang akrab dengan kita, di mana bahannya mudah diperoleh, dan ruang lingkupnya spesifik.



b. Premis, yaitu ringkasan cerita dalam satu kalimat yang terdiri dari karakter, tujuan tokoh, rintangan/halangan, dan resolusi. Semua unsur oremis dikemas dalam sebuah kalimat yang utuh. Inilah yang menjadi dasar untuk dikembangkan menjadi sebuah cerita.






c. Plot atau alur, merupakan rangkaian kejadian atau peristiwa-peristiwa yang ada dalam cerita.



d. Penokohan, yaitu penjelasan secara detail mengenai karakter dalam cerita.



e. Latar atau setting, yakni penggambaran tentang suasana, waktu, maupun tempat terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita.

f. Sudut pandang atau dikenal dengan istilah POV (point of view), yakni bagaimana cara penulis menempatkan dirinya dalam cerita.



5. Bagaimana Kiat Menulis Cerita Fiksi?

Pak Sudomo membagikan slide berikut ini tentang ringkasan gambaran mengenai proses menulis cerita fiksi.



Segala hal ataupun kegiatan yang dilakukan kita selalu bergantung pada niat awal. Jika niat awal penulis sudah kuat untuk belajar menulis fiksi, maka selanjutnya yang dilakukan adalah membaca. Bacaan yang wajib dikonsumsi yaitu karya-karya fiksi orang lain (penulis ternama). Berikutnya, menentukan ide (tema dan premis) dan genre yang sesuai dengan passion kita (anak-anak, remaja, dewasa, dsb). Kemudian buatlah outline dan kembangkan menjadi sebuah tulisan yang utuh. Hingga lakukan pada tahap swasunting (revisi dan edit) dan yang terakhir adalah proses publikasikan karya dari cerita yang telah kita buat.

Demikianlah materi yang disampaikan oleh Pak Sudomo selaku narasumber pada pertemuan ini. Berikutnya ada pertanyaan pertama yang datang dari moderator, Ibu Kanjeng pada sesi tanya jawab. Bu Kanjeng menanyakan apakah seri atau jenis pentigraf dapat dijadikan buku antologi? Lalu Pak Sudomo menjawab bahwa pentigraf dapat dijadikan buku antologi dengan syarat mengangkat satu tema besar, atau bisa juga beberapa tema yang sejenis. Untuk outline sama seperti cerita fiksi pada umumnya. Hingga pertanyaan-pertanyaan kritis lainnya yang menghantarkan kita pada penghujung pertemuan hari ini.

Pak Sudomo mengajak peserta untuk terus belajar dan menjadi seorang pembelajar pada closing statement-nya lalu memberikan salam undur diri.

Sebelum pertemuan hari ini ditutup, Bu Kanjeng sebagai moderator mengucapkan terima kasih kepada Pak Sudomo atas materi yang telah disampaikan. Demikian juga kami para peserta, menyampaikan banyak terima kasih atas ilmu yang telah diberikan Pak Sudomo. Sekian pertemuan hari ini yang penuh dengan semangat dan motivasi dari narasumber. Semoga kami bisa menerapkan ilmu yang diberikan untuk semangat dalam menulis buku fiksi. Aamiin…



Hari/tanggal                :Senin, 3 Mei 2021

Pertemuan                    : ke 13

Narasumber                  : Bpk Sudomo ,S.Pt

Gelombang                    : 18






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KMAC#6. DARI KOPRAL JONO HINGGA MAYOR JONO

  KMAC#6. DARI KOPRAL JONO HINGGA MAYOR JONO Ini adalah kisah perjalanan hidupku selama mendampingi suami yang seorang anggota TNI-AD. Disin...